Jakarta (ANTARA News) - Seperti biasa, setiap menjelang Idul Fitri banyak orang berburu tiket angkutan untuk pulang kampung (mudik), termasuk tiket angkutan massal kereta api.

Tidak jarang pemudik terpaksa membeli tiket dari calo karena di loket atau tempat pembelian resmi sudah habis, atau memang sengaja tidak mau ribet mengikuti prosedur yang harus ditempuh.

Memang simpel, tidak harus mengantre melalui loket, tapi tentu ada risiko-risikonya.

Kepala Stasiun Pasar Senen Supendi dan Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Daop I Jakarta Agus Kuswoyo membeberkan risiko-risiko membeli tiket kereta api dari calo, di antaranya sebagai berikut:

1. Pengorbanan moral

Memang tidak ada sanksi tegas bagi pembeli tiket dari calo, namun sebenarnya mereka telah mengorbankan nilai-nilai moral sendiri karena praktik itu bertentangan dengan hati nurani.

Pembelian tiket dari calo, menurut Agus, juga telah merugikan dan mengambil hak orang lain yang mengantre melalui loket.

Pembeli dari calo bisa dengan mudah mendapat tiket, sedangkan pembeli lain yang telah mengikuti pemesanan tiket dari awal bisa tetap tidak kebagian tiket.

2. Rumit

Berisiko menemui kerumitan karena nama yang tercantum dalam tiket tidak sesuai dengan identitas pemegang tiket.

Ketika masuk "boarding pass", kesesuaian identitas tiket dengan pemegangnya akan dicek.  

"Kalau identitas di tiket dan pemudiknya tidak cocok maka tidak bisa melewati 'boarding pass' Mereka bisa batal mudik," kata Supendi.

3. Mahal

Membeli tiket dari calo sudah pasti harganya lebih mahal dari harga sebenarnya yang ditawarkan di PT Kereta Api Indonesia, kata Agus.

"Tiket yang dijual calo itu harganya bisa dua kali lipat," kata Agus, yang mengatakan mereka tidak seharusnya sampai mengeluarkan uang lebih untuk tiket yang bisa dibeli dengan harga yang lebih murah dari PT KAI.

4. Rentan dengan penipuan

Membeli tiket dari calo rentan dengan penipuan.Tiket yang ditawarkan bisa saja palsu, kata Agus.

Calo bisa saja membuat replika tiket kereta api yang kemudian dimodifikasi sehingga tiket yang ditawarkan beragam padahal diduplikasi dari satu tiket lebaran.

"Jika membeli tiket seperti itu, maka sudah tentu mereka bisa macet di boarding pass dan tidak bisa masuk," katanya.

Oleh karena itu Supendi mengimbau agar pemudik membeli tiket jauh-jauh hari dan memesan langsung di loket-loket resmi PT Kereta Api Indonesia.

"Daripada beli tiket mahal dari calo, sekarang yang dijual online dan lewat agen sama tanpa ada biaya tambahan," kata Supendi.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014