Belum sesuai dengan target yang kami harapkan yaitu 80 persen
Yogyakarta (ANTARA News) - Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu Presiden 2014 di Kota Yogyakarta tercatat 77,15 persen, naik sekitar dua persen dibandingkan saat Pemilu Legislatif 2014.

"Partisipasi pemilih sudah mengalami kenaikan, namun belum sesuai dengan target yang kami harapkan yaitu 80 persen," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Wawan Budianto di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, tidak tercapainya target tingkat partisipasi pemilih tersebut disebabkan mudahnya pemilih untuk menggunakan hak pilihnya di kota atau kabupaten lain dengan memanfaatkan formulir A5.

Selain itu, lanjut Wawan, mobilitas penduduk Kota Yogyakarta cukup tinggi sehingga diperkirakan banyak warga yang juga memindahkan hak pilihnya ke kota atau kabupaten lain.

"Yogyakarta adalah kota urban. Jumlah pemilih yang masuk ke Kota Yogyakarta memang cukup banyak, namun pemilih dari Kota Yogyakarta yang menggunakan hak pilihnya di wilayah lain pun tidak kalah banyak," katanya.

Ia mengatakan, pencapaian target partisipasi tersebut sudah cukup baik, mengingat ada beberapa wilayah yang justru tingkat partisipasi pemilih saat Pemilu Presiden 2014 menurun.

Sementara itu, hasil rekapitulasi menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 98.441 suara, sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla meraih 147.900 suara dari total suara sah sebanyak 246.341 suara.

Suara tidak sah 3.588 sehingga total pemilih yang menggunakan hak pilihnya mencapai 249.929 pemilih.

Setelah menyelesaikan tahap rekapitulasi, KPU Kota Yogyakarta akan melanjutkannya dengan rakapitulasi di tingkat KPU DIY pada Jumat (18/7).

"Untuk pelaporan dana kampanye, KPU kabupaten/kota sudah tidak lagi memiliki kewenangan," katanya.

Meskipun demikian, lanjut Wawan, KPU Kota Yogyakarta tetap melayangkan surat ke kedua tim pemenangan capres-cawapres agar segera menyusun laporan dana kampanye untuk diserahkan ke tim pemenangan di DIY dan kemudian diserahkan ke pusat.

"Nantinya, tim pemenangan dari pusat yang akan menyerahkannya ke KPU RI untuk diaudit," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014