Jakarta (ANTARA News) - Pemudik yang menahan kencing selama di perjalanan berisiko mengalami infeksi saluran kencing.

"Hal itu diakibatkan adanya penimbunan urine terlalu lama maka membuat bakteri bisa hidup," ujar Ketua Bidang Pengabdian Profesi dan Tanggap Bencana Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Kamarudin Askar kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan, setiap manusia batasannya menampung urine maksimum 0,4 liter di kandung kemih.

"Tidak boleh lebih dari jumlah tersebut karena akan membuat otot kontraksi," kata Kamarudin.

Risiko lainnya, kata dia, adalah  nyeri di perut bagian bawah dan jika dibiarkan efeknya adalah infeksi.

"Secara umum orang menyebutnya anyang-anyangan. Bahayanya bisa infeksi jika tidak diobati," kata dokter umum di RS Bella Bekasi tersebut.

Risiko jangka panjang dari menahan kencing adalah  berimbas ke fungsi ginjal.

Ketua I IDI Kota Bekasi itu menyarankan setiap pemudik yang melakukan perjalanan jauh untuk tidak segan menghentikan kendaraan di toilet umum yang biasanya ada di rest area atau SPBU.

Bagi pemudik yang enggan buang air kecil di toilet umum dengan alasan air kotor maka dianjurkan menyediakan air dalam botol mineral atau tisu basah.

"Normalnya, manusia setiap hari kencing sebanyak 4-6 kali. Tapi jika ada hal tertentu, seperti penderita diabetes, diimbau membawa peralatan untuk menampung air kencing karena rentan ingin buang air kecil sewaktu-waktu," katanya.

Dia mengingatkan agar pemudik tidak  asal menghentikan kendaraan di pinggir jalanan sepi dan kencing seenaknya.


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014