Gerak dan posisi bulan dalam metode itu dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sebenarnya
Yogyakarta (ANTARA News) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal menetapkan 1 Syawal 1435 Hijriah bertepatan dengan 28 Juli 2014.

"Penetapan itu merupakan hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah," kata Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, hisab hakiki adalah metode hisab yang berpatokan pada gerak benda langit khususnya matahari dan bulan faktual (sebenarnya).

"Gerak dan posisi bulan dalam metode itu dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sebenarnya," katanya.

Ia mengatakan wujudul hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam.

Dengan kata lain, bulan terbenam terlambat dari terbenamnya matahari berapa pun selisih waktunya.

"Dengan istilah geometrik, pada saat matahari terbenam posisi bulan masih di atas ufuk berapa pun tingginya," katanya.

Menurut dia, berdasarkan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal tersebut ijtimak atau konjungsi menjelang Syawal 1435 Hijriah terjadi pada 27 Juli 2014 pukul 05.43.39 WIB.

"Ijtimak terjadi pada pagi hari yang berarti sudah terjadi ijtimak dan ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan perhitungan tersebut pada saat matahari terbenam bulan belum terbenam. Pada saat terbenam matahari di Yogyakarta pada 27 Juli 2014 itu bulan masih di atas ufuk sehingga hilal sudah terwujud.

"Oleh karena itu, pada saat terbenam matahari di Yogyakarta pada 27 Juli 2014 mulai masuk 1 Syawal 1435 Hijriah (konversinya 28 Juli 2014)," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014