Pekanbaru (ANTARA News) - Polusi asap kembali menyelimuti Kota Pekanbaru sejak Sabtu dini hari, kerena sejumlah titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan mulai bermunculan di sejumlah daerah Provinsi Riau.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan satelit Terra dan Aqua pada 19 Juli pukul 05.00 WIB memantau terdapat 75 titik panas di Riau. Titik panas tersebar di empat kabupaten/kota, padahal tiga hari sebelumnya titik panas selalu nihil di Riau.

Sebanyak tiga daerah berada di pesisir Utara Riau, yakni Kabupaten Rokan Hilir yang mendominasi jumlah titik panas sebanyak 64 titik. Kemudian, Kabupaten Bengkalis ada denam titik, Kota Dumai 3 titik, dan Kabupaten Pelalawan ada tiga titik.

"Keyakinan data di atas 70 persen menunjukan ada 51 titik api kebakaran, semuanya di Rokan Hilir ada 46 titik dan Bengkalis 5 titik," katanya.

Ia mengatakan kemungkinan peluang kebakaran tinggi di bagian utara Riau karena cuaca pada umumnya minim hujan. Peluang hujan dengan intensitas ringan dan lokal bisa terjadi hanya pada malam atau dini hari. Prakiraan hujan juga hanya akan terjadi di sebagian kecil Riau bagian pesisir timur dan selatan.

Ia menambahkan meski titik api kembali bermunculan namun kabut asap masih tipis dan jarak pandang masih aman untuk penerbangan. Jarak pandang di Pekanbaru pada pagi hari masih mencapai sekitar enam kilometer.

Sementara itu, sejumlah warga Pekanbaru mengatakan aroma asap mulai terasa sejak dua hari terakhir.

"Setiap malam asap mulai terasa lagi. Ketika menyapu lantai teras juga banyak ditemukan serbuk abu bekas kebakaran," kata seorang warga Kecamatan Senapelan, Riana Handayani (31).

Sementara Ari Chaniago (37), mengaku khawatir apabila kebakaran dibiarkan maka asapnya bisa mengganggu umat muslim yang sedang beribadah puasa Ramadhan. Karena itu, ia meminta pemerintah dan kepolisian segera menindak tegas para pelaku pembakaran.

"Orang yang membakar lahan saat bulan puasa ini seperti tidak punya hati, karena membuat orang lain susah," katanya.

Pemprov Riau hingga kini masih menetapkan status siaga bencana asap, karena potensi kebakaran masih tinggi akibat kemarau dan dampak dari fenomena El Nino.

Satgas Darurat Asap Riau hingga kini terus melakukan upaya pemadaman dengan mengerahkan pasukan darat, tiga helikopter bom air, dan modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014