Jakarta (ANTARA News) - Rekaman percakapan antara diduga komandan pemberontak Ukraina timur dengan anak buahnya menyebut-nyebut dokumen atas nama seorang mahasiswa Indonesia di situs jatuhan Malaysia Airlines MH17.

Percakapan pertama diidentifikasi antara seseorang bernama V. Geranin dan I. Bezler.  Percakapan kedua orang ini disadap pasukan Ukraina untuk kemudian mereka terjemahkan percakapan para pemberontak itu dan disebarluaskan ke media massa seluruh dunia, termasuk CNN.

Percakapan itu dimulai dengan kabar dari si pelapor Bezler bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat di sebuah daerah bernama Enakievo, Ukraina.

Geranin yang tampaknya atasan Bezler lalu menanyakan kondisi pilot pesawat dan kapan pesawat itu jatuh.

Selang beberapa menit kemudian muncul percakapan antara dua orang tidak teridentifikasi yang juga tersadap dan direkam pihak Ukraina, antara seseorang yang memeriksa situs jatuhan pesawat dengan seseorang yang diduga komandannya yang dia panggil dengan "mayor".

Dari percakapan mereka inilah kata-kata "mahasiswa dari Indonesia" keluar dari mereka.

Si pelapor yang memeriksa situs jatuhan pesawat mengatakan bahwa pesawat jatuh tersebut pecah menjadi beberapa bagian di dekat tambang Petropavlovskaya.

Si pelapor menemukan potongan-potongan tubuh manusia, dan dia memastikan itu adalah korban sipil, bukan pesawat militer.

Si mayor kemudian bertanya mengenai apa yang terjadi di situs jatuhan itu, dan pelapor mengatakan bahwa mereka (dengan nada kaget) telah menembak jatuh pesawat sipil.

"Ya, kami 100 persen yakin itu pesawat sipil," kata si pelapor.

Pelapor juga mengatakan puing-puing pesawat jatuh di mana-mana, termasuk tubuh manusia.

"Apa ada senjata?" tanya si mayor.  Si pelapor menjawab, sama sekali tidak ada, hanya barang-barang milik sipil, obat-obatan, handuk, dan tisu toilet.

Sang mayor kemudian bertanya, apakah ada dokumen yang ditemukan.

Si pelapor menjawab, "Ya. Salah satunya milik seorang mahasiswa dari Indonesia. Dari Universitas Thompson."

Percapakan berikutnya adalah antara seseorang bernama Kozitsyn dengan seorang militan.

Si militan melaporkan bahwa pesawat itu jatuh di luar desa Grabovo dan mayat perempuan serta anak-anak berserakan di sana.

Si militan melanjutkan bahwa dia melihat di televisi bahwa pesawat jatuh itu adalah sebuah pesawat angkut Antonov An-26 milik Ukraina, tetapi dia heran karena dia malah mendapati pesawat itu bertuliskan "Malaysia Airlines".

"Mengapa pesawat ini ada di atas wilayah Ukraina?" tanya si militan.

Kozitsyn menjawab, "Pasti pesawat itu membawa mata-mata. Mengapa pesawat itu terbang (di atas Ukraina)? Di sini tengah terjadi perang."

Rekaman pembicaraan dalam bahasa Rusia ini tersebar luar di seluruh dunia, dan stasiun televisi CNN turut menyiarkan rekaman pembicaraan yang diduga dari kaum pemberontak Ukraina timur itu.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014