Konsultasi-konsultasi, diskusi masih berlangsung untuk mengupayakan gencatan senjata berlaku, hanya karena alasan bahwa orang Palestina tidak dapat menerima pengepungan panjang atas wilayahnya itu."
Doha (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon mengutuk pembunuhan puluhan rakyat Palestina di Jalur Gaza oleh serangan serangan Israel, Ahad, sebagai "tindakan mengerikan" dan menyerukan segera diakhirinya pertempuran hampir dua pekan itu.

Ban, di Doha pada persinggahan pertama dari lawatan Timur Tengahnya untuk mencoba mengakhiri pertumpahan darah yang telah menelan lebih dari 400 jiwa itu, bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Palestina Presiden Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Qatar Khaled al-Attiya sebelum menuju Mesir, lapor Reuters.

"Sementara saya berada pada rute ke Doha, puluhan warga sipil telah tewas dalam serangan militer Israel. . . di Gaza ... Saya mengutuk tindakan mengerikan itu," katanya dalam satu pernyataan setelah pembicaraan dengan Attiya.

"Israel harus menahan diri secara maksimal. Saya ulangi permintaan saya kepada semua pihak bahwa mereka harus menghormati hukum kemanusiaan internasional. Kekerasan harus berhenti sekarang," tambahnya.

Lebih dari 100 warga Palestina dan 13 tentara Israel tewas dalam serangan Israel di lingkungan Shejaia Gaza dan para militer bertempur dalam pertempuran paling berdarah dalam 13 hari ofensif negara Yahudi itu.

Attiyah menyebut pembunuhan itu pembantaian dan mengatakan Israel harus tidak diperbolehkan untuk memilih kapan harus mengobarkan perang dan kapan harus berhenti.

"Kami mengutuk semua kekejaman yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina, yang terakhir ada di pembantaian al-Shejaia hari ini," kata Attiya.

"Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. "

Di Doha, Presiden Palestina Abbas menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melindungi warga Palestina terhadap apa yang disebut saat ini sebagai situasi yang "tak tertahankan".

"Dewan Keamanan PBB telah gagal untuk melindungi Palestina dan saya meminta dewan untuk mengadakan pertemuan darurat hari ini untuk melindungi rakyat Palestina ... apa yang Israel lakukan hari ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," katanya dalam rekaman yang ditunjukkan kepada wartawan.

Dia lebih jauh menyerukan gencatan senjata segera disepakati setelah diusulkan Kairo dan menekankan persatuan di antara semua faksi di Wilayah Palestina.

Qatar telah muncul sebagai pembawa perdamaian di Jalur Gaza setelah kelompok Islam Hamas, yang menguasai Gaza, menolak usulan Mesir untuk gencatan senjata.

Hamas menuntut sebaliknya bahwa kesepakatan apapun harus mencakup pencabutan blokade yang diberlakukan Israel dan Mesir di Jalur Gaza dan kembali ke pemahaman yang mengakhiri putaran sebelumnya pertempuran pada tahun 2012.

Para pejabat AS mengatakan Washington telah meminta Qatar untuk mencoba mempengaruhi Hamas, yang pemimpinnya tinggal di Doha, tetapi mereka mengatakan bahwa kaitan tersebut berarti Israel tidak mungkin untuk menerimanya sebagai mediator.

Attiyah mengatakan Qatar hanya menyampaikan tuntutan Palestina, yang katanya harus mencakup pembukaan perbatasan titik persimpangan Gaza dengan Mesir dan Israel.

"Konsultasi-konsultasi, diskusi masih berlangsung untuk mengupayakan gencatan senjata berlaku, hanya karena alasan bahwa orang Palestina tidak dapat menerima pengepungan panjang atas wilayahnya itu," kata Attiya.

Sebuah sumber di Doha mengatakan bahwa Sheikh Tamim telah bertindak sebagai "saluran komunikasi" antara Hamas dan masyarakat internasional.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014