Jakarta (ANTARA News) - Indonesia diharapkan mendatangkan pebasket asing, karena dua klub bola basket yaitu  Indonesia Warriors dan Laskar Dreya South Sumatera, kalah di laga perdana di ASEAN Basketball League (ABL).

Indonesia Warriors bahkan harus kembali mengakui keunggulan lawan, setelah kalah telak 88-52 dari tim tuan rumah HiTech Bangkok City, Rabu malam (23/7).

"Tim HiTech ini mungkin tim yang paling kuat di ABL. Mereka sebelumnya menang lawan tim kuat lainnya (Westports Malaysia) Dragons. Mereka sangat solid dalam bertahan, susah ditembus tim mana pun," kata pelatih Indonesia Warriors, Cokorda Raka Satria Wibawa, saat dihubungi pers, Minggu.

Warriors memiliki waktu sekitar satu minggu untuk berbenah diri. Pelatih yang akrab disapa dengan nama Wiwin tersebut menyatakan, timnya bakal melakukan evaluasi dan berencana mengimpor pemain asing.

"Mungkin ada penambahan (pemain asing). Rencananya dari Filipina," ujarnya.

"Pemain asing dari Amerika juga sedang kita evaluasi terus. Kemungkinan besar ada penggantian pemain Amerika," kata Wiwin, yang saat ini skuadnya diperkuat dua pebasket asal Amerika Serikat, Tremayne Johnson dan Christopher Barnes.

Rencana mendatangkan pebasket-pebasket asing asal negara-negara ASEAN, disambut positif oleh Chief Operating Officer ABL Ridi Djajakusuma.

Menurutnya, kebijakan ABL untuk mengimpor pemain-pemain asing sudah digulirkannya jauh-jauh hari sebelum ABL musim ke-5 digelar.

"Format ABL adalah dua pemain dunia atau world import, yang biasanya klub-klub di ABL ambil dari Amerika, dan dua pemain asing ASEAN atau ASEAN import yang biasanya berasal dari Filipina," kata Ridi.

Bahkan setiap klub yang berlaga di ABL, mendapatkan "jatah" untuk menggunakan pemain "heritage", yakni pemain yang salah satu orangtuanya berasal dari negara tim yang diwakilinya.

"Sangat disayangkan karena Warriors Indonesia tidak memakai pemain asing ASEAN, sehingga kurang dapat bersaing melawan tim lainnya. Sebaiknya kedua tim (Indonesia Warriors dan Laskar Dreya South Sumatra) memakai jasa, paling tidak satu pemain ASEAN dari Filipina, dari dua jatah yang diperbolehkan," jelasnya.

"Hal ini harus segera dilakukan, supaya pemain Indonesia dapat belajar banyak," demikian Ridi Djajakusuma. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014