...dari koalisi belum akan dibicarakan...
Jakarta (ANTARA News) - Beberapa ketua umum partai politik yang tergabung dalam koalisi pengusung presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, mengklaim belum mengajukan kader partaiya sebagai menteri dalam kabinet yang akan disusun Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh, saat bersilaturahim ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Senin, mengatakan belum ada pembicaraan spesifik mengenai sosok yang akan mengisi jabatan di kabinet.

Menurut dia, dasar pembentukan koalisi, yang beranggotakan PDI-Perjuangan (PDIP), Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu, tidak memiliki syarat.

"Koalisi ini tanpa syarat. Kabinet ini akan diisi orang-orang yang terpilih," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketum DPP Hanura Wiranto tidak menampik bahwa salah satu kader partainya berpeluang besar akan menjadi menteri yang membantu Jokowi di pemerintahan. Namun, dia membantah jika disebut bahwa partainya sudah mengajukan calon menteri.

"Pasti ada. Tapi nanti," ujar dia.

Mantan panglima ABRI itu mengatakan pembagian pos menteri oleh Jokowi-JK nantinya bukan sebuah tradisi politik transaksional atau pembagian jatah. Namun, dia berujar, pemilihan menteri berdasarkan kualitas dan secara profesional.

"Yang beredar sekarang kan bisa saja, tapi dipilih sesuai kualitas dan profesional," ujar dia.

Ketua Umum DPP PKPI Sutiyoso mengakui hal yang sama. Namun, ia juga mengaku berniat menjadi menteri jika dipercaya oleh Jokowi. Dalam kabinet alternatif usulan rakyat yang disusun oleh Relawan Jokowi, nama Sutiyoso diusulkan menjadi salah satu nominasi di pos menteri perhubungan.

"Ya kalau dipercaya, saya siap," kata dia.

Bagaimana dengan PKB? 

Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, mengatakan pemilihan menteri akan dilakukan secara terbuka. 

"Saya inginnya terbuka dan terbatas" kata dia.

Muhaimin, atau akrab disapa Cak Imin, menginginkan jumlah koalisi untuk ditambah satu partai lagi, agar dukungan koalisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semakin menguat.

Sementara itu Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Tjahjo Kumolo, mengelak ketika ditanya apakah koalisi sudah membuat susunan menteri dalam kabinet yang akan diusung Jokowi.

"Saya tidak tahu soal menteri, dan dari koalisi belum akan dibicarakan. Semuanya terserah presiden dan wapres terpilih," kata dia.

Pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK, berdasarkan penghitungan KPU, menjadi pemenang Pilpres 2014 setelah meraih suara sebanyak 70.997.833 atau 53,15 persen dari total suara sah, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa: 62.576.444 (46,85 persen). 

Prabowo-Hatta diusung Partai Gerindra, PAN, Golkar, PPP, PKS, PBB, dan Demokrat.

Namun, Prabowo-Hatta menarik diri dari proses rekapitulasi suara dan mengajukan gugatan hasil penghitungan suara KPU ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Prabowo-Hatta menganggap terjadi kecurangan yang terstruktur, masif, dan sistemik di sejumlah daerah saat pilpres berlangsung 9 Juli lalu.
(I029)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014