PBB (ANTARA News) - Seorang utusan senior PBB di Irak, Kamis (31/7), menyampaikan keprihatinan mengenai ketidakamanan yang meningkat di negara yang dirongrong krisis tersebut, dan mendesak diberikannya akses kemanusiaan tanpa halangan ke warga sipil yang jadi korban konflik.

"PBB telah menyampaikan keprihatinan mengenai peningkatan kerusuhan dan ketidakstabilan di seluruh Irak dan dampaknya pada kehidupan warga sipil," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

Dujarric mengutip Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Irak Jacqueline Badcock --yang mengatakan, "Akses kemanusiaan segera, aman dan tanpa hambatan sekarang sangat diperlukan untuk mengirim bantuan penyelamat nyawa dan memulihkan layanan dasar untuk masyarakat yang terpengaruh oleh konflik tersebut."

Badcock juga adalah Wakil Urusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk Irak.

Menurut juru bicara PBB itu, lebih dari setengah juta orang di Irak telah kehilangan tempat tinggal sejak Juni, sehingga seluruh jumlah mereka tahun ini jadi 1,4 juta orang, demikian laporan Xinhua. Sejak awal 2014, sebanyak 5.500 orang telah tewas, termasuk hampir 900 orang pada Juli saja.

Banyak warga sipil yang kehilangan tempat tinggal telah meninggalkan daerah yang dikuasai Suku Kurdi di Irak Selatan, sementara yang lain masih terjebak di daerah konflik aktif, dan memerlukan bantuan kemanusiaan darurat.

"Ibu Badcock mengatakan bahwa dalam banyak kesempatan, layanan dasar masyarakat, termasuk instalasi kesehatan, pasokan air dan pembangkit listrik telah menjadi sasaran, sehingga menambah parah situasi kemanusiaan dan akses ke rakyat yang memerlukan bantuan," kata Dujarric.

Lebih dari sebulan lalu, gerilyawan bersenjata, yang dipelopori oleh Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL), melancarkan serangan mengejutkan terhadap pasukan keamanan Irak. Kelompok tersebut merebut banyak wilayah di bagian barat dan utara negeri itu.

Pada Rabu (30/7) PBB menekankan rombongan bantuan lintas-perbatasan ke Suriah dari Turki dan Jordan kini mempertimbangkan rencana untuk mengirim bantuan dari Irak, kata seorang pejabat bantuan badan dunia itu.

Koordinator bantuan kemanusiaan PBB Valerie Amos, mengatakan, "Mengingat situasi yang mudah berubah di dekat perbatasan Irak, kami akan mengkaji kapan kami dapat mulai menggunakan titik penyeberangan Al-Yarubiyah."

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014