Jakarta (ANTARA News) - Pendapatan kuli panggul yang memakai seragam warga biru di Terminal Bus Antarkota Antarprovinsi Pulogadung, Jakarta Timur, meningkat selama arus mudik dan balik Lebaran 2014, yakni bisa mencapai Rp100 ribu per hari.

"Alhamdulillah selama arus mudik dan balik ini, pendapatan lumayan bagus. Dalam sehari bisa mencapai Rp100 ribu. Kalau hari biasa paling besar Rp40 ribu," kata Roni, salah seorang kuli panggul di Terminal Bus AKAP Pulogadung, Sabtu.

Bapak satu orang anak ini menuturkan, ia tidak mematok tarif pasti kepada pemudik yang akan menggunakan jasanya.

"Untuk tarif tidak ada patokan. Itu tergantung orangnya saja. Bisa Rp2 ribu, Rp3 ribu atau paling besar Rp10 ribu," kata Roni yang sudah 20 tahun menjadi kuli panggul di Terminal Pulogadung.

Menurut dia, saat ini dalam menawarkan jasa, ia pun harus bersaing dengan sopir aksi dan tukang ojeg.

"Kalau sekarang saingannya berat. Karena taksi dan ojeg bisa masuk ke terminal. Kalau dulu, tahun 1998 taksi sama ojeg nggak boleh masuk. Jadi kami tidak punya saingan," kata dia.

Sementara itu, kuli panggul lainnya Garsono menuturkan tidak semua pemudik mau menggunakan jasa kuli panggulnya.

"Kadang saya menawarkan baik-baik. Pemudik malah seperti takut. Padahal saya cuma nawarin jasa saja. Kadang dijawab dengan nada tinggi sama mereka," ujar Garsono.

Bagi Garsono yang sudah sepuluh tahun menjalani profesi sebagai kuli panggul di Terminal Pulogadung, "panen rejeki" tersebut hanya berlangsung selama dua pekan saja.

"Karena beres arus balik ini. Suasana terminal bakal seperti biasa lagi. Tidak seramai sekarang," katanya.

Dalam menawarkan jasa, para kuli langsung mendekati bus dari luar provinsi yang tiba area kedatangan di Terminal Pulogadung.

"Ibu/bapak mau dibawain barang bawaannya," itulah kalimat yang diajukan para kuli panggul kepada penumpang yang keluar dari bus. Roni, Garsono dan kuli panggul lainnya mulai bekerja dari jam 08.00 pagi hingga 17.00 sore.

Sutini, salah seorang pemudik yang menggunakan jasa kuli panggul mengaku cukup terbantu dengan keberadaan jasa angkut barang tersebut.

"Lumayan membantu, karena saya bawa barang cukup banyak dari kampung halaman. Kalau dibawa sendiri repot juga karena saya bawa anak kecil juga," kata Sutini yang mudik ke Cirebon, Jawa Barat.

(a032/O001)

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014