Palembang (ANTARA News) - Buah durian dari sejumlah daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak dua pekan terakhir "membanjiri" pasar dan sejumlah kawasan tertentu di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Pantauan di sejumlah pasar tradisional dan kawasan tertentu di Palembang, Sabtu, seperti di kawasan rumah susun 26 Ilir, pinggir jalan Demang Lebar Daun, Jalan Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, pasar Kuto dan beberapa kawasan lainnya tampak tumpukan buah durian.

Pedagang buah durian di kawasan tersebut menggelar dagangannya di pinggir jalan dengan membuka lapak kaki lima seadanya dan memanfaatkan mobil bak terbuka.

Salah seorang pedagang buah durian Nanang mengatakan, buah durian dari provinsi tetangga itu sejak dua pekan terakhir pasokannya bertambah banyak.

Meskipun pasokan berlimpah, untuk menjualnya tidak terlalu sulit, karena peminatnya cukup banyak, bahkan pada musim mudik Lebaran Idul Fitri 1435 Hijriah/2014 ini banyak warga perantau mencari buah durian.

"Sekarang ini kebun buah durian milik masyarakat dan petani di Provinsi Bangka Belitung sedang panen besar-besaran, setelah panen besar ini, biasanya paling lama satu bulan ke depan pasokannya mulai menipis dan pasokannya kembali normal," ujarnya.

Menurutnya, buah durian dijual dengan harga bervariasi tergantung besar kecilnya ukuran, paling murah dijual Rp17.500 per buah dan paling tinggi ditawarkan Rp50.000 per buah, kata pedagang buah yang mangkal di pinggir jalan Soekarno Hatta itu.

Sementara salah seorang pembeli, Merty mengatakan, dalam kondisi "banjir" durian ini dia membeli buah durian dalam jumlah banyak karena harganya relatif murah.

Buah durian ini selain untuk dimakan langsung ada juga yang dibuat berbagai makanan olahan seperti kolak dan diawetkan untuk dijadikan sambal dan penyedap makan nasi.

"Buah durian bisa diolah menjadi bermacam-macam makanan, jika tidak habis dimakan langsung dapat dijadikan kolak sebagai makanan ringan di sore hari bahkan bisa dibuat dodol durian yang dikenal di daerah ini dengan sebutan lempok durian," ujar dia pula.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014