PBB, New York (ANTARA News) - Misi PBB di Libya berharap parlemen yang baru terpilih dapat memimpin upaya guna mengakhiri kerusuhan yang berkecamuk dan mendorong proses politik, kata seorang juru bicara PBB pada Senin (4/8).

"Misi tersebut berharap bahwa dewan terpilih akan memimpin upaya untuk memelihara keamanan, keselamatan, persatuan dan kedaulatan Libya, dan membantu menciptakan suasana yang mendorong dialog politik menyeluruh," kata Vannina Maestracci, Asisten Juru Bicara Sekjen PBB dalam taklimat rutin di Markas PBB.

Parlemen yang baru terpilih di Libya mengadakan sidang pertamanya pada Senin (4/8) di Kota Tobruk di bagian timur negeri tersebut di tengah pertempuan sengit di Ibu Kota Libya, Tripoli, dan Kota Benghazi di bagian timur.

Parlemen baru itu terpilih pada Juni dan akan menggantikan parlemen terdahulu, Kongres Nasional Umum.

Tindakan tersebut "mencerminkan desakan rayat mengenai pembangunan negara dengan dasar peraturan dan menghormati hak asasi manusia", kata Maestracci, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Misi Pendukung PBB di Libya (UNSMIL) juga mengutuk pertumpahan darah yang berlanjut di Tripoli dan Benghazi dan dampaknya yang menghancurkan kehidupan penduduk sipil serta lingkungan hidup.

Libya menghadapi kerusuhan paling buruknya setelah jatuhnya Muammar Gaddafi pada 2011. Selama tiga pekan, milisi yang bersaing telah terlibat pertempuran di sekitar Bandar Udara Internasional Tripoli, dalam upaya merebut kendali atas pusat lalu lintas udara itu.

Di Benghazi "Operation Dignity", yang dilancarkan oleh Jenderal Khalifa Haftar terhadap kelompok fanatik, masih berkecamuk; pesawat udara dilibatkan dalam serangan terhadap kubu gerilyawan fanatik.

Misi PBB tersebut kembali menyeru semua pihak bagi gencatan senjata segera dan menyeluruh serta menolak semua upaya untuk menyelesaikan perbedaan politik melalui kekerasan.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014