Mataram (ANTARA News)- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat akan memberikan pembinaan dan pelajaran berbahasa Inggris kepada para kusir atau penarik cidomo di daerah itu.

Cidomo adalah alat transportasi lokal di Kota Mataram merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan motor kini akan dijadikan alat transportasi pariwisata.

"Sehingga para kusirnya harus bisa sedikit-sedikit berbahasa Inggris untuk menjelaskan kepada wisatawan yang akan menjadi penumpangnya nanti," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Selasa.

Dia menargetkan tahun 2014, opersional cidomo sebagai alat transportasi pariwisata di Kota Mataram harus bisa dimulai.

Untuk merealisasikan target tersebut dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan perekrutan terhadap para kusir atau pemilik/penarik cidomo.

"Untuk tahap awal ini kita akan menyeleksi sekitar lima kusir untuk kemudian dilakukan pembinaan," katanya.

Dia mengatakan, kriteria kusir yang akan diseleksi dan dibina menjadi penarik cidomo pariwisata itu antara lain, masih muda, dan memiliki keahlian dalam berbahasa Indonesia.

"Sebab ada juga kusir cidomo yang sudah tua-tua hanya menguasai bahasa Sasak," katanya.

Setelah dilakukan seleksi, pihaknya akan memberikan pembinaan terhadap para kusir diantanya pembinaan bahasa Inggris, tata cara berpakaian dengan pakaian adat khas Suku Sasak, penataan cidomo sekaligus peningkatan kesadaran kebersihan para kusir.

"Sehingga jika kotoran kuda mereka jatuh di jalan, kusir harus turun membersihkan kotoran tersebut sebelum melanjutkan perjalanan," katanya.

Selain itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan aparat Dinas Perhubungan dan Kepolisian untuk menentukan jalur-jalur mana saja yang boleh dilewati oleh cidomo pariwisata.

Disbudpar juga telah menentukan jam operasional yakni mulai pukul 16.00-18.00 Wita. Dengan demikian, cidomo pariwisata memiliki identitas tersendiri.

"Untuk menyosialisasikan keberadaan cidomo pariwisata ini, kami telah berkoordinasi dengan pihak jasa perjalanan wisata dan hotel-hotel di Kota Mataram," katanya.

Jika lima unit cidomo yang berhasil diujicobakan menjadi cidomo pariwisata, tidak menutup kemungkinan jumlah cidomo yang akan dibina menjadi cidomo pariwisata akan bertambah.

"Jika dibandingkan cidomo sebagai alat transportasi lokal, maka nilai ekonomis cidomo pariwisata akan jauh lebih tinggi," katanya.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014