Islam di Indonesia ini adalah Islam yang cinta damai dan toleran
Pamekasan (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali menegaskan bahwa ISIS merupakan ancaman bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena kelompok ini ingin membentuk negara Islam.

"Negara kita ini adalah negara yang menghormati perbedaan keyakinan beragama, sedangkan ISIS berkeinginan membentuk khilafah. Tentunya ini ancaman bagi NKRI," kata Menag Lukman Hakim di Pamekasan, Selasa.

Ia menjelaskan, pemerintah sudah melakukan rapat kabinet, terkait jaringan organisasi Islam radikal itu. Hasilnya, menyatakan, pemerintah menolak adanya ISIS di Indonesia karena sudah merusak sendi bernegara.

Disamping itu, kata Menag, ajaran yang disampaikan kelompok radikal ini tidak sesuai dengan ajaran Islam di Indonesia.

"Islam di Indonesia ini adalah Islam yang cinta damai dan toleran," katanya dia.

ISIS merupakan singkatan dari "Islamic State in Iraq and Syria". Kelompok ini dikenal sebagai kelompok militan jihad yang keberadaannya tidak diakui di dua negara itu.

Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri atas dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin, Al-Qaeda di Irak, termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.

ISIS dikenal karena memiliki tafsir keagamaan yang keras pada Islam Wahhabi dan kekerasan brutal, seperti bom bunuh diri. Kelompok ini konon juga memperbolehkan melakukan aksi perampokan bank apabila untuk kepentingan mendirikan negara Islam.

Pascapilpres 9 Juli 2014 ini, ISIS dikabarkan telah masuk ke Indonesia dan telah banyak pengikutnya, sehingga hal itu mengkhawatirkan pemerintah, karena pahamnya sangat keras dan bisa mengancam keutuhan NKRI.

"Atas dasar itulah, maka pemerintah Indonesia menolak keberadaan ISIS itu," kata Menag Lukam Hakim menjelaskan. 

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014