Kanal Suez baru yang paralel dengan saluran saat ini."
Kairo (ANTARA News) - Mesir pada Selasa mengumumkan negara itu akan melancarkan satu proyek untuk menggali kanal baru 72-kilometer di sepanjang Terusan Suez asli, kata Kepala Lembaga Kanal Suez Mohab Mamish selama upacara pembukaan proyek Koridor Kanal Suez.

Ia mengatakan proyek baru tersebut bertujuan menciptakan "Kanal Suez baru yang paralel dengan saluran saat ini", kata Mohab Mamish dalam taklimat televisi yang dihadiri oleh Presiden Abdel Fattah As-Sisi di Provinsi Ismailia, yang terletak di tepi barat Kanal itu.

Proyek baru tersebut akan dilaksanakan dalam satu tahun dari sekarang, dan diperkirakan menyediakan lebih dari satu juta lapangan kerja, kata Mamish.

Ia juga mengatakan bahwa, bukannya mempercayakan proyek itu kepada penanam modal asing, Mesir bermaksud mengizinkan perusahaan negeri tersebut sendiri untuk membangun saluran air raksasa itu.

Perkiraan awal memperlihatkan bahwa proyek tersebut akan membuat Mesir mengeluarkan sebanyak empat miliar dolar AS, kata Xinhua. Saluran itu, jika sudah selesai, akan mengurangi waktu tunggu kapal yang lewat dari 11 jam jadi sekitar tiga jam, dan selanjutnya akan meningkatkan jumlah peti kemas saat ini jadi sebanyak 97 pada 2023 dari jumlahnya saat ini, 23.

Mamish juga mengatakan Kairo masih harus berkonsultasi dengan negara asing mengenai kanal baru tersebut. Ia menambahkan Angkatan Bersenjata Mesir bersama dengan lembaga Terusan Suez telah berhasil membersihkan semua ranjau darat di lokasi pembangunan masa depan. Ranjau itu dipasang selama perang Mesir-Israel 1973.

Jalur air buatan baru tersebut, bagian dari proyek lebih besar untuk mengembangkan Pelabuhan Suez dan instalasi pelayaran, dirancang untuk meningkatkan profil Mesir di kancah internasional, dan membangun negara itu sebagai pusat perdagangan utama.

Terusan Suez saat ini sepanjang 163 kilometer, yang dibuat pada 1859, adalah jalur air buatan tingkat laut di Mesir. Terusan tersebut menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah, dengan terminal utaranya di Port Said dan terminal selatannya di Port Tawfiq di Kota Suez. Lebih dari 100.000 orang Mesir kehilangan nyawa mereka saat membangun terusan itu.

"Saya tahu bahwa orang Mesir sangat sensitif berkaitan dengan modal asing dalam membuat kanal tersebut," kata As-Sisi. Ia menambahkan bahwa hanya orang Mesir akan terlibat dalam pendaftaran bagi proyek itu.

Semua keuntungan dari proyek baru tersebut akan mengalir kepada orang Mesir, kata As-Sisi. Ia merujuk kepada Inggris, Prancis dan Israel --yang ikut menikmati keuntungan dari terusan itu sebelum mendiang presiden Gamal Abdel Nasser menasionalkannya pada 1956.

Sementara itu, lima zona pariwisata dan industri, serta proyek layanan pelayaran dan perumahan di sekitar kanal baru tersebut akan ditawarkan kepada perusahaan Mesir dan asing.

"Proyek kanal baru ini buat orang Mesir," kata As-Sisi.

Sebanyak 27 perusahaan Mesir dapat terlibat dalam proyek itu, tapi Angkatan Bersenjata akan secara langsung bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan proyek terusan baru tersebut, tambah mantan kepala militer Mesir itu.

Terusan Suez saat ini menghasilkan hampir lima miliar dolar AS per tahun. Terusan tersebut telah menjadi sumber dasar penghasilan Mesir kecuali pariwisata, yang telah layu sejak aksi perlawanan 2011 --yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014