Saya acungkan jempol
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengapresiasi direksi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang mampu keluar dari kesulitan keuangan dengan menyelesaikan pembayaran pertanggunan prem yang mencapai sekitar Rp7,6 triliun.

"Saya acungkan jempol. Saya minta Jiwasraya syukuran besar-besaran untuk merayakan keberhasilan keluar dari kesulitan selama ini," kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Gedung PT Perikanan Nusantara (Persero), Jakarta, Kamis.

Menurut Dahlan, syukuran tersebut bagian dari penghargaan karena Jiwasraya mampu bangkit dari terpaan krisis keuangan tahun 1998.

"Waktu itu (1998) banyak bank yang mendapat bailout (suntikan) dana dari pemerintah berupa obligasi rekap, sementara Jiwasraya tidak mendapat suntikan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN)," kata Dahlan.

Sesungguhnya ujar Dahlan, Jiwasraya tanpa bailout bisa menyelesaikan masalah keuangannya selama 25 tahun, namun dalam waktu 10 tahun bisa dituntaskan.

Pada kesempatan itu ia juga mengucapkan terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ditjen Pajak yang menyetujui konsep penyehatan keuangan Jiwasraya.

Menurut catatan, Jiwasraya menargetkan premi sebesar Rp7,8 triliun pada 2014, sementara hingga semester I-2014 mencapai sekitar Rp4,8 triliun atau di atas 61 persen.

Pada akhir 2013 Jiwasraya membukukan premi sebesar Rp5,775 triliun, meningkat dibanding tahun 2012 sebesar Rp5,711 triliun.

Sedangkan laba tahun 2013 mencapai Rp457 miliar, meningkat dari tahun 2012 sebesar Rp268 miliar.

Sementara itu Direktur Utama Jiwasraya, Hendrisman Rahim mengatakan pertumbuhan industri asuransi jiwa diprediksi akan mengalami peningkatan pada 2014.

Menurutnya, situasi dan kondisi politik pada 2014 tidak menghalangi perkembangan industri lembaga keuangan sejalan dengan peningkatan jumlah kelas menengah di Indonesia.

Jiwasraya memiliki jaringan kantor layanan yang cukup besar terdiri atas 17 kantor regional, 71 kantor cabang, serta 412 kantor area dengan dukungan sekitar 10.000 agen.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014