Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin menjamin tidak ada lagi bangunan tua yang digunakan untuk pondokan jamaah haji Indonesia pada musim haji 1435 H/2014 M.

"Semua sudah memenuhi syarat tasreh atau layak pakai dan 75 persen adalah hotel bintang tiga dan selebihnya dalam bentuk apartemen," Lukman Hakim.

Penegasan tersebut disampaikan Menag saat menerima Direktur Perum LKBN Antara Saiful Hadi dan sejumlah stafnya di kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis (7/8).

Pada kesempatan tersebut Menag menjelaskan seputar persiapan penyelenggaraan haji yang sudah makin mendekat, khususnya menyangkut pemondokan, katering, transportasi, pelayanan kesehatan dan urusan dokumentasi jamaah haji yang akan berangkat dalam waktu dekat.

Dari sisi jarak memang ada perbedaan. Tidak semua jamaah Indonesia dapat menempati pondokan dekat dengan Masjidil Haram. Hal ini sebagai dampak perluasan masjidil Haram yang berimbas jauhnya pondokan ikut dirasakan jamaah dari seluruh dunia. Ada pondokan terjauh, namun tidak sampai mencapai jarak 4 km.

Namun untuk jamaah yang tinggal jauh tersebut dibantu dengan transportasi bus shalawat yang beroperasi 24 jam sehingga untuk pergi dan kembali ke pondokan dari Masjidil Haram tidak mengalami kendala.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, ia melanjutkan, menyediakan bus shawat sekitar 168 bus. Sedangkan bangunan yang dijadikan pondokan bagi jamaah haji Indonesia sebanyak 200 hotel. Sebanyak 75 persen pondokan tersebut berupa hotel berbintang tiga dan selebihnya berupa apartemen yang memenuhi syarat dan kriteria yang ditetapkan Ditjen PHU.

Berkaitan dengan pelayanan pemondokan jamaah haji di Arab Saudi, Kementerian Agama mengupayakan peningkatan kualitas pemondokan baik di Makkah, Madinah maupun di hotel transito Jeddah, katanya.

Ia menjelaskan, pemondokan jamaah haji di Makkah sudah memenuhi standar minimal, namun disparitas kualitas pemondokan masih akan ditemukan karena terkait dengan ketersediaan akomodasi di Makkah dan pagu rata-rata yang ditetapkan sehingga sulit dihindari.

Pada tahun ini Kementerian Agama berhasil mengupayakan efisiensi biaya yang terkait dengan kerja sama dengan pihak ketiga di Arab Saudi melalui negosiasi ulang.

Ia berharap tahun depan negosiasi perlu dilakukan secara cermat terutama berkaitan dengan komponen pembiayaan yang harus dibayarkan dan menjadi beban jamaah haji.

Efesiensi dari hasil negosiasi, katanya, bisa diperoleh sebesar Rp100 miliar dari pondokan di Mekkah. Sedangkan di Madinah negosiasi yang menghasilkan efesiensi tercatat sebesar Rp41 miliar. Sedangkan untuk pondokan di Jeddah hingga kini masih dihitung.

Dikemukakan pula bahwa sejak musim haji tahun 1434 H/2013 M, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan pengurangan kuota jamaah haji seluruh dunia termasuk Indonesia sebanyak 20 persen sejak musim haji tahun sebelumnya karena adanya proyek pembangunan perluasan Masjidil Haram.

Dengan demikian, kuota jumlah jamaah haji Indonesia yang semula 211.000 dikurangi menjadi 168.800 jamaah, yakni 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus.

Berbagai upaya Pemerintah untuk mengembalikan ke kuota asal telah disampaikan kepada Pemerintah Arab Saudi, namun belum bisa membuahkan hasil. Pemotongan kuota haji memberikan dampak yang tidak diinginkan khususnya bagi para calon jamaah haji yang telah menunggu berahun-tahun untuk bisa berangkat tahun ini, tapi juga terhadap pemerintah sebagai penyelenggara ibadah haji.

Lukman Hakim juga menjelaskan tentang pelayanan lainnya dalam penyelenggaraan haji, khususnya soal katering yang harus diperhatikan dari sisi kebersihan. Di Madinah selama delapan hari jamaah akan mendapat makanan bervariasi dua kali dalam sehari. Untuk menjamin kualitas makanan tersebut pihaknya telah melibatkan ahli gizi sehingga jamaah dapat terjamin dari sisi kesehatan.

Demikian juga pelayanan katering di Armina (Arafah dan Mina) selama tiga hari juga akan diupayakan lebih baik dari tahun sebelumnya. Ia berharap tim PPIH Arab Saudi sudah melakukan persiapan matang soal katering tersebut bersama perusahaan katering yang dilibatkan.

Namun ia mengingatkan agar jamaah untuk menjaga kesehatan dan melakukan persiapan manasik haji lebih baik agar seluruh rangkaian ritual haji dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk menghindari berbagai penyakit dari Afrika yang kemungkinan masuk ke Arab Saudi, ia menjelaskan, pihak otoritas pemerintah Saudi bersama badan kesehatan dunia (WHO) akan melakukan pertemuan dengan seluruh perwakilan haji dari seluruh dunia.

Kapan pertemuan tersebut digelar, Lukman Hakim belum dapat menjelaskan. Tetapi, ia melanjutkan, pemerintah Arab Saudi sudah melakukan antisipasi masuknya penyakit dari ebola dari Afrika.

Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014