Saya berpikir partai politik yang saya pimpin lebih baik independen, lebih baik kami menjadi kekuatan penyeimbang dan tidak masuk baik dalam koalisi permanennya Pak Prabowo maupun kubunya Pak Joko Widodo, itulah pilihan partai yang saya pimpin,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menilai, Partai Demokrat lebih baik menjadi kekuatan independen tidak tergabung baik dalam koalisi permanen Merah Putih Prabowo-Hatta, maupun koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pengusung Jokowi-Kalla.

"Saya berpikir partai politik yang saya pimpin lebih baik independen, lebih baik kami menjadi kekuatan penyeimbang dan tidak masuk baik dalam koalisi permanennya Pak Prabowo maupun kubunya Pak Joko Widodo, itulah pilihan partai yang saya pimpin," kata Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam tayangan youtube yang diunggah Kamis.

SBY mengatakan hal itu, menjawab pertanyaan presdenter dalam video bertajuk isu terkini dan respon Presiden SBY. Video youtube tersebut diupload dalam twitter resmi SBY, @SBYudhoyono pada Kamis malam.

Namun demikian, SBY tidak menyatakan lebih jauh pandangannya tersebut. "Tetapi itu nanti saja, akan saya jelaskan secara utuh dalam forum yang lebih tepat," katanya.

Seperti diberitakan, Partai Demokrat sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa.

Partai Demokrat menyatakan dukungan secara resmi pada 30 Juni 2014, dalam konferensi pers oleh Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan di Kantor DPP Partai Demokrat.

Namun Partai Demokrat tidak menjadi partai pengusung yang tercatat di Komisi Pemilihan Umum karena dukungan yang diberikan kepada Prabowo-Hatta setelah ditetapkan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. KPU menetapkan pasangan capres-cawapres pada 31 Mei 2014.

Seiring dengan hasil yang diraih Prabowo-Hatta dalam pemilihan presiden, sejumlah suara-suara dari Partai Demokrat untuk bergabung ke Jokowi-JK muncul. Jokowi - JK saat ini ditetapkan KPU sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden 2014.

Sementara itu, kubu Prabowo-Hatta kini tengah menggugat dan mengadukan ke Mahkamah Konstitusi terkait dengan dugaan adanya kecurangan dalam pemilihan presiden tersebut.
(M041/Z002)

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014