Orang-orang yang terkena dampak paling parah adalah di Rusia
Tallinn (ANTARA News) - Pemerintah Estonia pada Kamis mengatakan dampak sanksi larangan impor makanan oleh Rusia terhadap Estonia "belum diketahui".

Pemerintah pun menyerukan para petani dan pengekspor untuk menyesuaikan rencana yang dirancang guna mencegah konsekuensi negatif.

Perdana Menteri Estonia Taavi Roivas menggelar rapat kabinet pada Kamis untuk membahas situasi dan langkah-langkah yang harus diambil setelah Rusia menjatuhkan sanksi larangan dan pembatasan impor produk pertanian dari negara-negara Uni Eropa (UE).

Roivas mengatakan dalam konferensi pers setelah pertemuan bahwa dampak keseluruhan dari sanksi terhadap pertanian Estonia mungkin tidak signifikan.

"Tetapi pada saat yang sama, tidak masuk akal untuk membangun ilusi bahwa ini tidak akan mempengaruhi perusahaan tertentu," kata Roivas.

Dampak sanksi terhadap industri makanan Rusia di Estonia, katanya, "sulit untuk mengatakannya", menetapkan bahwa bagian yang sangat penting adalah ekspor susu, yang tercatat sebesar 24 persen.

"Namun demikian, ini jauh lebih kecil daripada ekspor ke Uni Eropa. Ekspor daging ke Rusia adalah 5,5 persen, dalam ekspor sayuran ke Rusia sedikit lebih dari satu persen," kata Roivas.

"Pengenaan pembatasan berarti bahwa pilihan untuk rak-rak Rusia sangat menurun, harga akan naik. Produsen lokal gagal untuk memenuhi permintaan, dan waktu yang lama tidak akan bisa menutupinya. Orang-orang yang terkena dampak paling parah adalah di Rusia," kata Roivas.

Menteri Pertanian Estonia Ivari Padar pada kesempatan yang sama menyatakan, ia percaya bahwa petani Estonia akan bertahan dari sanksi-sanksi, "hanya perlu mencari pasar baru".

Pasar baru terutama di negara-negara Uni Eropa, serta lokasi lebih besar seperti pasar Tiongkok, tambahnya.

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Kamis mengatakan bahwa Rusia memberlakukan larangan impor makanan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Langkah-langkah itu diambil sebagai pembalasan untuk sanksi Barat terhadap Moskow atas krisis Ukraina.

Pemerintah Rusia memberlakukan larangan satu tahun pada impor daging sapi, daging babi, unggas, ikan, keju, buah, sayuran dan produk susu dari Australia, Kanada, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Norwegia, kantor berita Itar-Tass mengutip pernyataan Medvedev.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014