Dulu sekitar tahun 2004 rumah Guntur juga pernah digerebek polisi."
Ngawi (ANTARA News) - Ibu terduga teroris Kardi di Ngawi, Jawa Timur, yang ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Negara RI (Mabes Polri) Suwarti mengaku kaget anak sulungnya menjadi buronan dan terlibat kegiatan terorisme.

"Saya tidak menyangka dan sangat kaget dengan ditangkapnya Kardi. Saya tidak pernah mengira jika anak saya itu jadi buronan," ujar Suwarti sedih kepada wartawan, Sabtu.

Menurut dia, KD alias Kardi adalah anak yang baik. Sikapnya tidak pernah menunjukkan jika terlibat adalam kegiatan radikal.

Kardi juga diketahui rajin shalat di masjid, tidak tertutup, dan mudah bergaul. Ia tidak pernah keluar kota dan hanya berjualan bakso (pentol) bakar keliling desa.

"Dia itu anaknya baik dan selama ini juga tidak pernah keluar kota. Kalaupun keluar, paling hanya jualan pentol keliling. Kok, bisa ia dituduh ikut teroris," ujar Suwarti.

Pascapenangkapan Kardi oleh tim Densus 88 Antiteror, rumah tempat tinggalnya yang berada di Rukun Tetangga (RT) 3/Rukun Warga (RW) 3 Dusun Gendingan Lor, Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Ngawi, Jawa Timur, terlihat sepi dan tanpa aktivitas. Di sekitar rumah juga masih dipasang garis polisi.

Hal yang sama diungkapkan oleh Ketua RW 3, Windar Ananto. Kardi, menurut dia, biasa membaur dengan warga dan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat sekitar.

"Kardi juga sering ikut kerja bakti dengan warga. Biasanya pagi keliling jualan. Lalu, sekitar jam 12.00 siang pulang ke rumah. Setelah itu kami tidak tahu apa aktivitasnya," kata Windar.

Meski dikenal aktif dalam kegiatan sosial, warga tidak mengetahui perihal bendera Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Suriah/ISIS) yang ada di rumah Kardi.

Sementara itu, Sunarto selaku tetangga terduga teroris Guntur di Dusun Kedungprawan, Desa Gendingan, mengatakan bahwa rumah Guntur pernah digerebek polisi karena dugaan kasus serupa pada tahun 2004. Hanya saja ia tidak tahu apakah Guntur tertangkap atau tidak.

"Dulu sekitar tahun 2004 rumah Guntur juga pernah digerebek polisi. Namun, peristiwa jelasnya saya sudah lupa," ujarnya kepada wartawan.

Menurut dia, Guntur diketahui warga pernah merantau ke Kalimantan. Sekembalinya dari luar Jawa, tidak ada perubahan yang mencolok. Guntur masih tetap dikenal orang yang ramah oleh warga desa setempat.

Tim Densus 88 Antiteror, Jumat (8/8) siang berhasil menangkap dua orang warga Kabupaten Ngawi karena diduga terlibat dalam jaringan teroris. Keduanya adalah, Suyitno alias Guntur Pamungkas dan Kardi warga Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Ngawi.

Keduanya diduga merupakan anggota jaringan teroris Santoso yang beroperasi di Poso, Sulawesi Tengah.

Dari rumah keduanya polisi menemukan sejumlah barang bukti, diantaranya senjata api, amunisi 21 butir, telepon genggam, beberapa buku panduan jihad, dan bendera ISIS. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014