Islamabad (ANTARA News) - Para pejabat militer Pakistan pada Sabtu mengatakan kepada pemimpin senior politik di negeri tersebut bahwa gerilyawan "melarikan diri dan sistem kendali serta komando mereka telah lumpuh" akibat serangan besar militer di Wilayah Suku Waziristan Utara.

Perdana Menteri Nawaz Sharif telah mengadakan sidang Konferensi Keamanan Nasional, dengan mempertemukan para pemimpin dan wakil dari semua partai politik besar di Sidang Majelis Umum dan pemimpin militer, untuk mengkaji kemajuan dalam operasi militer yang dilancarkan pada Juni.

Angkatan Darat Pakistan menyatakan bahwa ratusan gerilyawan lokal dan asing telah tewas selama operasi yang telah lama ditunggu dan tempat persembunyian mereka hancur.

Direktur Jenderal Operasi Militer Mayor Jenderal Amir Riaz memberi penjelasan kepada para pemimpin politik mengenai operasi yang berlangsung dengan nama sandi "Zarb-e-Azb" dan status sasaran yang sejauh ini dicapai, kata pernyataan dari pusat media perdana menteri setelah konferensi tersebut.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Raheel Sharif dan Direktur Jenderal Lembaga Intelijen utama, ISI, Let. Jend. Muhammad Zahir ul Islam serta Juru Bicara Angkatan Darat May. Jend. Asim Saleem Bajwa juga menghadiri konferensi itu, kata Xinhua.

Para peserta konferensi tersebut diberitahu mengenai daerah yang dibersihkan oleh pasukan pemerintah selama operasi itu. Mereka diberitahu bahwa selama operasi tersebut dan untuk menangani pukulan balik terhadap operasi itu, pelindung konstitusional serta hukum yang tepat telah diberikan kepada Angkatan Darat Pakistan di mana saja diperlukan.

"Peserta konferensi diberitahu dengan kegembiraan bahwa seluruh bangsa termasuk partai politik telah menolak pelaku teror dan ideologi mereka," kata pernyataan tersebut. Ditambahkannya, "Wakil dari semua partai politik dan agama sepakat bahwa negara harus berjuang dan menghapuskan fanatisme."

"Ada pandangan yang sepenuhnya bersatu mengenai perlunya untuk mengembangkan strategis guna menghapuskan fanatisme dengan dasar jangka panjang. Pertemuan itu juga sepakat untuk berusaha menangani ekstremisme."

Pertemuan tersebut juga diberitahu bahwa melalui upaya terkoordinasi Angkatan Bersenjata, pendanaan organisasi teror kini terhalang.

Menurut pertemuan itu, kebijakan yang disampaikan oleh Angkatan Bersenjata selama operasi tersebut ialah untuk menjamin tak ada kerusakan kolateral dan untuk melindungi kehidupan serta harta warga sipil yang tak berdosa.

Para peserta menyerukan pembangunan kemampuan lembaga pelaksana hukum, dan menekankan koordinasi yang lebih besar untuk mencegah masuknya pelaku teror ke daratan tersebut.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014