Istanbul (ANTARA News) - Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan diperkirakan akan mengalahkan dua pesaingnya dalam Pemilu untuk menjadi presiden Turki berikutnya, dengan menjanjikan perluasan pos di tengah kekhawatiran oposisi bahwa Turki sedang menuju otokrasi.

Erdogan, seorang muslim yang saleh, telah berkuasa di Turki sebagai perdana menteri sejak 2003, dengan menciptakan priode di mana dia sukses mentransformasi negara itu ke proyek-proyek modernisasi namun juga dituduh melakukan islamisasi dan pelanggaran HAM.

Pemungutan suara dimulai pukul 05.00 GMT atau 12.00 WIB dan berakhir pukul 14.00 GMT atau pukul 21.00 WIB.

Pemungutan suara ini adalah yang pertama kali Turki menyelenggarakan pemilihan langsung presiden yang sebelum ini dipilih parlemen dan beberapa tahun belakangan hanya berperan seremonial belaka.

Namun Erdogan yang mengaku senang dipanggil para pendukungnya dengan sebutan "Sultan" mengutarakan hasratnya untuk mengubah presiden menjadi memiliki kekuasaan nyata.

Partainya yang lagi berkuasa, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), telah bersumpah untuk mengubah konstitusi dengan memberi presiden kekuasaan lebih, yang akan membuat Turki seperti Prancis ketimbang saat ini sebagai demokrasi parlementer.

Namun lawan-lawannya menuduh Erdogan tengah merusak warisan Bapak Turki Mustafa Kemal Ataturk yang membangun negara modern setelah ambruknya Kesultanan Usmaniyah dengan tegas memisahkan agama dari politik, demikian AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014