Dari informasi yang berkembang, diduga tidak hanya dijanjikan akan dikaruniai bidadari di syurga kalau ikut organisasi itu, tetapi juga dijanjikan dana besar, seperti diberi uang sebesar 1.500 dolar AS."
Bengkulu (ANTARA News) - Komite Intelijen Daerah (Kominda) Provinsi Bengkulu mengatakan, sasaran rekrutmen organisasi radikal ISIS yakni generasi muda dan pengangguran.

"Dari informasi yang berkembang, diduga tidak hanya dijanjikan akan dikaruniai bidadari di syurga kalau ikut organisasi itu, tetapi juga dijanjikan dana besar, seperti diberi uang sebesar 1.500 dolar AS," kata Ketua Kominda Provinsi Bengkulu, Joko S, di Bengkulu, Rabu.

Oleh sebab itu, cara-cara "Islamic State of Iraq and Syria" atau ISIS merekrut anggota, bisa saja terlihat menggiurkan jika diketahui oleh generasi muda serta pengangguran yang frustasi tidak mendapatkan pekerjaan.

"Semua pihak hendaknya bisa menekan peluang mereka merekrut anggota di Bengkulu, baik dengan memberikan pemahaman tentang Islam yang sebenarnya, maupun dengan menekan angka pengangguran di daerah ini," kata dia.

Untuk saat ini, menurut Joko, pihaknya meyakini masyarakat di provinsi itu belum terpengaruh ajakan organisasi yang dicap sebagai organisasi radikal itu.

"Sampai saat ini Kominda yang memiliki bisnis intelijen, belum ada masyarakat yang terpengaruh, namun perlu kita waspadai sasaran ISIS, mereka biasanya melakukan deklarasi dan baiat terhadap anggota baru, mari sama-sama memantau dan jika ada terindikasi, segera informasikan ke pihak berwenang," ucapnya.

Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu berencana menyeragamkan muatan khutbah shalat Jumat untuk mencegah terbentuknya jaringan gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di daerah itu.

"Kami mulai merancang muatan khutbah Jumat, dan akan menyebarkannya ke seluruh Provinsi Bengkulu," kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Suardi Abbas.

Muatan naskah khutbah yang direncanakan pihaknya bertujuan meluruskan dan memberikan pemahaman ke masyarakat tentang ajaran Islam.

"Islam itu adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) bukan radikalisme, kekerasan atau berbentuk terorisme," kata dia.

Menurut Abbas, upaya itu diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai Islam sepenuhnya, sehingga masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh oknum yang memiliki kepentingan tertentu.

"Selain itu kami juga mendorong seluruh ormas juga ikut berpartisipasi untuk mencegah pergerakan ISIS. Hal tersebut kami harapkan dari dai dan mubalig," ujarnya. (BLW)

Pewarta: Boyke LW
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014