Bandar Seri Begawan (ANTARA News) - Api hati pilu dan bara semangat bertanding suam-suam kuku, ujung-ujungnya kreativitas mentok, setelah mengalami kebobolan tiga gol dan hanya mampu menjaringkan satu gol ke gawang lawan, mencuatkan pertanyaan menyerempet otokritik.

Saatnya mengecek alarm diri sendiri, karena produktivitas mencetak gol lahir dari skema serangan yang bervariasi. Tidak ada kata lain, buat dan susunlah skema serangan yang bervariasi dengan keberanian menerobos kepungan bek lawan.

Ini lantaran skema permainan yang dibangun dan dikembangkan skuat asuhan pelatih Indra Sjafri "telah terbaca lawan".

Dampak ikutannya, lawan cepat atau lambat mampu menemukan formula penangkal dengan bermain rapat di lini pertahanan dan menggelontorkan serangan balik yang cepat.

Alhasil, skuat Merah Putih dihajar Brunei Darussalam dengan skor 1-3 dalam laga kedua Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) 2014.

Kini, timnas Indonesia U-19 kembali menghadapi ujian relatif tidak ringan dengan menghadapi Vietnam U-19 dalam laga yang digelar di Stadion Nasional Hassanal Bolkiah pada Rabu petang, pukul 15.00 WIB. Pertandingan itu akan ditayangkan oleh SCTV.

Boleh-boleh saja, berhikmat dengan menyatakan kekalahan merupakan pelajaran bermakna, tetapi formula mendasar dalam sepak bola layaknya roda perusahaan, bahwa hasil kemenangan adalah mahkota dari segalanya.

Silakan mengusahakan untuk menemukan langkah efektif dan efisien agar memperoleh hasil kemenangan di lapangan. Saatnya, bukan lagi bicara-bicara yang sarat pemaafan diri.

Menghadapi Vietnam di bawah asuhan pelatih Guillaume Graechen, bakal menerapkan langgam permainan bertahan dengan mengandalkan serangan balik yang cepat, meski hanya menaruh asa kepada sosok penyerang tunggal.

Tinggal sekarang, siapa pemain Vietnam yang akan ditunjuk sebagai algojo di lini depan?

Kalau saja Guillaume turun dengan formasi 4-3-3, maka ada tiga barisan depan yang siap tempur, yakni Trum Tinh, C. Puong, Van Toan. Pertanyaan lanjutannya, siapa pemain Indonesia yang diberi tugas sebagai penyeimbang dari kecepatan trio Vietnam ini?     

Ingat bahwa, pelatih Brunei, Kwon Oh Son memasang striker tunggal dengan naluri membunuh dalam diri Adi Said.

Berbekal kejelian membaca kerapuhan lini pertahanan Indonesia kemudian kelenturan dalam melepas tembakan keras menghunjam tepat sasaran, de facto gawang Ravi Murdianto kebobolan tiga gol. Secara paripurna, Said mencetak hattrick gol dengan mengecoh barisan belakang Indonesia U-19.

Bukan tidak mungkin, Guillaume mendaulat anak buahnya untuk "memarkir bis" di lini pertahanan kemudian menunggu saat yang tepat untuk bergerak cepat maju mengobrak-abrik pertahanan Indonesia.

Gelandang-gelandang Vietnam dikenal punya kecepatan bergerak dan dianugerahi ketangguhan fisik yang mumpuni. Di kubu, Indonesia. penyelesaian akhir menjadi pekerjaan rumah. Tidak ada gol, bila tidak ada kreativitas dalam menyerang.

Tampil monoton dengan berbekal kemahiran mengoper, nyatanya belum cukup juga untuk menangguk gol. Boleh jadi, penguasaan bola adalah setengah dari mahkota kemenangan yang dikonkretkan dalam mencetak gol ke gawang lawan.

Menghadapi Vietnam, justru Indonesia U-19 tidak diperkuat oleh dua pemain pilar, yakni bek kanan Putu Gede dan gelandang Zulfiandi.

Menemukan pemain alternatif ketika Evan Dimas dan kawan-kawan belum memperoleh hasil maksimal, tentu saja bukan hal mudah layaknya membalik telapak tangan.

Saatnya bekerja dengan memberi bukti, bukan bermain-main lagi dengan berkata sarat pemaafan diri "Kami sudah berusaha maksimal, dan ternyata lawan tampil lebih baik." Kalau memang hasilnya minim bahkan pas-pasan, ya kembali saja berlatih dengan berbekal skema serangan yang kreatif.

Untuk mencari dan menemukan kreativitas, rumusnya satu dan sederhana, yakni lakukan sesegera mungkin brainstorming, dan jangan sesekali berharap keberuntungan dan kedatangan tamu kejutan.

Berlarilah dan bergeraklah cepat dengan kalkulasi yang logis, karena lawan di sana punya hitung-hitungan sistematis mengenai peta kekuatan dan peta kelemahan. Tinggal sekarang, menanti datangnya peluang dan memanfaatkannya menjadi buah-buah hasil yang termanifestasi dalam gol!

Komentar dua pelatih:

Guillaume Graechen (Vietnam U-19):
"Kami harus terus melakukan rotasi pemain di setiap pertandingan."

Indra Sjafri (Indonesia U-19):
"Salah satu yang harus ditingkatkan adalah melakukan variasi serangan di lini depan. Zulfiandi masih mengalami cedera dan harus istirahat, sedangkan Putu Tede terkena akumulasi kartu kuning."

Data dan fakta:

* Ini kali ketiga kedua tim bertemu. "Garuda Jaya" menelan kekalahan 1-2 dalam pertemuan pertama di babak penyisihan grup Piala AFF U-19. Indonesia kemudian membalas dengan meraih kemenangan di laga final.

* Vietnam dalam laga sebelumnya beroleh kekalahan 0-2 dari Malaysia U-21. Pham Trun Tinh dan kawan-kawan siap melakoni laga berbekal semangat "banteng yang terluka" dengan tampil penuh daya juang dan daya semangat membara.

* Hasil pertandingan di Grup B:
Jumat, 8 Agustus 2014:
Malaysia 0-0 Indonesia

Sabtu, 9 Agustus 2014:
Brunei 0-1 Kamboja
Vietnam 4-0 Singapura

Senin, 11 Agustus 2014:
Brunei 3-1 Indonesia
Malaysia 2-0 Vietnam
Singapura 1-3 Kamboja

* Hasil Pertandingan di Grup A:
Jumat, 8 Agustus 2014:
Myanmar 3-2 Thailand
Filipina 2-2 Laos

Minggu, 10 Agustus 2014:
Timor Leste 1-3 Myanmar
Thailand 2-0 Filipina

Selasa, 12 Agustus 2014:
Timor Leste 0-5 Thailand
Laos 2-3 Myanmar

Perkiraan susunan pemain:

* Vietnam U-19 (4-3-3):
Van Truoang (penjaga gawang), Phong, Van Thiet, Dong Trieu, Van Long, Van Tanh, Duc Hoy, Tuanh Anh, Van Toan, C, Phuoang, Trum Tinh
Pemain cadangan:
Tran Minh Toan, Bui Tien Dung, Ksor Ur, Luc Xuan Hung, Nguyen Quang Hai, Luong Xuan Truoang, Ho Tuan Tai

* Indonesia U-19 (4-3-3):
Awan (penjaga gawang), Fatchu, Hansamu, Sahrul, Ricky, Paulo, Evan, Hargianto, Maldini, Mukhlis, Ilham
Pemain cadangan:
Ravi, Ryuji Utomo, M Dimas Drajad, Septian David Maulana, Ichsan Kurniawan

Prediksi jalannya laga:

* Vietnam U-19 diperkirakan bakal tampil merangsek lebih awal, karena telah mempelajari bahwa barisan pertahanan Indonesia U-19 tidak terlalu kokoh juga. Kecepatan dari trio Van Toan, Phuong, dan Trum Tinh menjadi joker bagi ketajaman barisan depan Vietnam.

* Kalau saja pasukan asuhan pelatih Indra Sjafri masih terus berkutat dengan diktat permainan penguasaan bola yang dominan tanpa mampu menghasilkan gol, maka Vietnam bakal memberi pelajaran bahwa sepak bola bukan hanya semata-mata penguasaan bola, melainkan tampil pragmatis, artinya memperoleh hasil dengan skema taktik apa pun juga.

* Kreativitas dalam membuka pertahanan lawan kemudian melancarkan serangan yang bervariasi menjadi kata kunci dari laga ini. Siapa yang berinsiatif tanpa kenal lelah menyerang, maka dia bakal beroleh kemenangan.

* Kedua tim bakal juga memeragakan transisi dalam menyerang dan bertahan yang membutuhkan keseimbangan. Terus menyerang dengan penguasaan bola yang dominan, bukan tidak mungkin terperangkap dalam kredo asyik dengan diri sendiri. Gol tercipta hanya dengan kolektivitas baik dalam bertahan maupun menyerang.

Prediksi hasil laga menurut editor Antaranews.com:

Vietnam U-19: 1

Indonesia U-19: 1

Pewarta: A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014