... terindikasi menjadi tempat peredaran narkoba dan praktik prostitusi sejak lima tahun lalu... "
Jakarta (ANTARA News) - Petugas Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Pasar Minggu menemukan narkoba, bom molotov dan berbagai senjata tajam pada sejumlah ruangan di kampus Universitas Nasional, Jakarta Selatan.

"Kami berkoordinasi dengan rektorat untuk masuk kampus karena ada info ditemukan bom molotov, senjata tajam dan ganja," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, di Jakarta Kamis.

Rikwanto menjelaskan, semula petugas Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Pasar Minggu menahan seorang mahasiswa Universitas Nasional, Muhammad Hakim (29), karena dugaan tindakan pengrusakan dan pembakaran tujuh spanduk kampus, Senin (11/8).

Pada Rabu-Kamis (13-14 Agustus 2014), 80 polisi menjaga demonstrasi di sana. "Dalam aksinya mahasiswa meminta temannya yang ditahan dikeluarkan dan ingin menginap di kampus padahal aturannya tidak diperbolehkan," ujar Rikwanto.

Pihak kampus menutup dan mengunci gerbang utama sekitar pukul 22.00 WIB dan tidak lama kemudian mahasiswa meninggalkan lokasi. Selanjutnya polisi menggeledah ruang-ruang dan halaman kampus Universitas Nasional karena ada info penemuan barang terlarang.

Saat menggeledah, polisi menemukan lima batu, lima kilogram daun ganja, dan satu kantong plastik berisi paketan ganja siap edar di ruang Senat Mahasiswa Universitas Nasional.

Polisi juga menemukan bong, alat hisap shabu-shabu, dan lembar aluminium tipis di ruang FISIP, empat botol molotov di semak bambu, satu linting ganja dan dua parang dalam mesin pendingin di Gedung Serba Guna.

Di Ruang Serba Guna juga aparat menyita botol kosong minuman keras dan satu botol air mineral berisi bahan bakar minyak, dua bong, jarum suntik, cangklong, lembar aluminium, mandau, plastik kosong untuk paketan narkoba jenis putauw, lintingan ganja dan botol minuman, serta timbangan.

Usai menemukan barang bukti itu, aparat memasang garis polisi dan menggeledah ruangan lainnya.

Petugas kembali menemukan satu kapak di Ruang Senat, satu samurai, satu pisau, bong, paket plastik berisi ganja, satu paket ganja, dua unit timbangan elektronik di Ruang Senat Fakultas Teknik dan parang sepanjang 60 centimeter di lantai bawah tanah.

Polisi, kata dia, menduga Kampus Universitas Nasional terindikasi menjadi tempat peredaran narkoba dan praktik prostitusi sejak lima tahun lalu.

Rikwanto menyebutkan kelompok mahasiswa yang berdemonstrasi itu sering secara anarkis menentang kebijakan rektorat Universitas Nasional.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014