Ferguson, Amerika Serikat (ANTARA News) - Kehidupan di kota Ferguson, Missouri, berangsur pulih dari aksi kekerasan pada malam hari Selasa setelah polisi menumpas protes-protes terhadap pembunuhan seorang remaja kulit hitam berlanjut.

Dalam 10 hari terakhir, kawasan di St. Louis yang dihuni sebagian besar oleh warga kulit hitam itu telah menjadi simbol global ketegangan akibat perbedaan rasial di Amerika Serikat dan taktik penegakan hukum yang berat sebelah, lapor AFP.

Malam sebelumnya para pengunjuk rasa melempar batu-batu dan bom-bom api dalam serangkaian kekerasan ke arah aparat kepolisian. Sejauh ini enam orang mengalami luka-luka dan 31 orang ditangkap.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan sekitar 200 orang di kota itu, kata Kapten Ron Johnson dari Patroli Jalan Bebas Hambatan Missouri.

Johnson mengatakan dua pengunjuk rasa dan empat personel polisi cedera dan menyatakan polisi menahan diri dengan tidak melepaskan tembakan.

Pada 9 Agustus, Michael Brown, 18 tahun, ditembak hingga menemui ajalnya di siang hari di salah satu jalan oleh Darren Wilson, peronel polisi kulit putih. Wilson berusia 28 tahun. Peristiwa itu memicu gelombang protes dari warga masyarakat setempat.

Walaupun polisi telah mengatakan bahwa Brown sebagai tersangka perampokan, ia tak bersenjata pada saat penembakan itu dan beberapa saksi mata mengatakan ia dikeroyok, dipukuli enam kali, dua kali pada bagian kepala.

Unjuk rasa Senin mulai berlangsung damai, hanya beberapa jam setelah Presiden Barack Obama menyampaikan himbauan supaya tenang yang disiarkan televisi.

Tetapi, kata Johonson, sekelompok warga yang berjumlah sekitar 200 orang bergerak ke arah personel polisi dan di antara mereka ada yang menyerang petugas yang mengenakan alat antihuru-hara.

"Saat itu suasana berbahaya," ujar Johnson. "Sejumlah kecil orang provokator bersembunyi di kerumunan massa dan kemudian berusaha menciptakan kerusuhan."

"Para personel kami ditembaki," tambah dia.

Johnson berdiri di belakang meja yang di atasnya terdapat sepucuk senjata dan bom molotov yang dia sita dari para pengunjuk rasa.

Menurut dia, sejumlah di antara kerumunan itu bukan warga setempat tetapi mereka berasal dari New York dan California.

Pasukan Penjaga Nasional AS telah dikerahkan ke Ferguson Senin pagi tetapi mereka tetap dalam posisi siaga ketika polisi dengan peralatan antihuru-hara membubarkan para pengunjuk rasa sekitar pukul 11.00 malam waktu setempat.


Penerjemah: Mohamad Anthoni

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014