Masyarakat dilarang beraktivitas pada radius empat kilometer dari puncak."
Purwokerto (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bakal menambah alat pemantau aktivitas Gunung Slamet, Jawa Tengah, karena aktivitasnya saat status "Siaga" pada Agustus lebih tinggi dibandingkan April 2014.

"Kami minta adanya peningkatan kewaspadaan karena status Siaga Gunung Slamet pada Agustus lebih tinggi aktivitasnya daripada saat status Siaga pada bulan April 2014," kata Penanggung Jawab Gunung Api Jawa Tengah dan Jawa Timur PVMBG Umar Rosadi saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Menurut dia, hal itu terlihat dari lontaran lava pijar terjauh yang mencapai 1,5 kilometer sejak status "Siaga" ditetapkan pada 12 Agustus 2014.

Ia mengatakan, saat status "Siaga" yang ditetapkan pada bulan April 2014 lontaran lava pijar terjauh hanya mencapai sekilometer.

Bahkan, menurut dia, lontaran lava pijar yang sejauh 1,5 kilometer telah melampaui kawah dan mendekati batas vegetasi yang berjarak sekitar dua kilometer hingga 2,5 kilometer dari kawah.

Selain itu, ia mengemukakan, suara dentuman dan gemuruh lebih sering terdengar jika dibanding saat status "Siaga" pada April 2014.

"Meskipun kami meminta kewaspadaan ditingkatkan, masyarakat tidak perlu panik dan tetap mengikuti rekomendasi karena dalam status Siaga. Masyarakat dilarang beraktivitas pada radius empat kilometer dari puncak," katanya menambahkan.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, Sudrajat mengatakan bahwa dua alat pemantau akan didatangkan dari PVMBG Bandung.

"Dua alat tersebut berupa pengukur deformasi gunung dan seismograf. Alat tersebut akan melengkapi tujuh alat lainnya yang telah dipasang di sekitar Gunung Slamet," katanya.

Menurut dia, penambahan dua alat tersebut ditujukan untuk membuat akurasi data semakin baik.

Kendati demikian, dia mengatakan, belum mengetahui lokasi pemasangan dua alat baru tersebut.

"Kami masih menunggu dua alat itu," demikian Sudrajat. (*)

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014