Jakarta (ANTARA News) - Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, mulai ditutup pada Kamis pagi, menjelang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi soal perkara sengketa hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2014.

Gulungan kawat besi, beberapa kendaraan barakuda, kanon air, dan sekitar seratusan polisi anti huru-hara sudah menutup ujung Jalan Medan Merdeka Barat di depan Gedung Indosat dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kendaraan bermotor yang jalan dari arah Jalan MH Thamrin dan akan melewati jalan tersebut dibelokkan menuju Jalan Budi Kemuliaan atau Jalan Medan Merdeka Selatan.

Akibat penutupan jalan tersebut, kemacetan lalu lintas terjadi di Jalan Budi Kemuliaan di samping Gedung Bank Indonesia menuju Jalan Abdul Muis, yang tidak terlalu lebar dan dilalui ratusan mobil, sepeda motor serta bus kota yang menuju Jalan Medan Merdeka Barat.

Di pertigaan Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Abdul Musi, tepatnya di depan Rumah Sakit Budi Kemuliaan, lalu lintas kendaraan juga macet karena banyak kendaraan yang melalui dua jalan tersebut.

Sejumlah mikrolet juruan Tanah Abang-Kota yang mangkal dan berhenti seenaknya di sepanjang Jalan Abdul Muis ikut menambah parah kemacetan di jalan tersebut, belum lagi ada bus-bus karyawan milik kementerian yang akan masuk dari arah belakang gedung kementerian.

Meski macet, kendaraan yang melintasi Jalan Abdul Muis dan Jalan Budi Kemuliaan tidak sampai berhenti total karena polisi lalu lintas sigap mengatur arus lalu lintas kendaraan.

Sejumlah pegawai yang kantornya berada di Jalan Medan Merdeka Barat banyak yang memilih jalan kaki menuju kantor dari ujung selatan jalan protokol tersebut dari pada harus memutar menggunakan kendaraan melalui Jalan Abdul Muis.

Sementara di Jalan Medan Merdeka Timur kemacetan lalu lintas belum terlalu parah. Puluhan polisi lalu lintas mengatur arus lalu lintas karena jalan menuju Jalan Medan Merdeka Utara ditutup sehingga pengendara harus beralih jalan menuju Jalan Perwira di sekitar Lapangan Banteng dan Masjid Istiqlal.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014