Jakarta (ANTARA News) - Kaum muslim di Inggris mendukung dinas rahasia Inggris MI5 untuk memburu para ekstrimis yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), lapor laman berita Metro seperti dikutip situs stasiun televisi Arab Saudia Al-Arabiya.

Seorang perempuan yang anaknya dilaporkan bergabung dengan ISIS di Suriah menyatakan bahwa ISIS tidak hanya mengkhianati Islam tetapi juga "membunuh kemanusiaan."

Menanggapi video pemenggalan wartawan AS James Foley oleh ISIS, kaum muslim Inggris termasuk para orang tua dari mereka yang bergabung dengan kelompok ekstrimis itu mengatakan bahwa mereka akan bekerjasama dengan polisi dan dinas intelijen untuk memburu para militan ini.

Kepala Eksekutif Yayasan Ramadhan Inggris, Mohammed Shafiq, berjanji membantu polisi dan dinas rahasia dalam mencari para ekstrimis asal Inggris atau mereka yang kembali sehabis berperang untuk ISIS.

"Sebagai muslim, kami menolak terorisme dan iblis ISIS, mereka tak bertindak atas nama kami dan kami muak pada siapa pun yang mendukung mereka,” kata dia kepada tabloid Inggris itu.

"Kami siap sedia mendukung polisi dan dinas intelijen dalam bekerja mengalahkan terorisme dan melindungi bangsa kami,” kata dia.

"Orang yang terlibat dalam aktivitas semacam itu mesti dilaporkan kepada polisi dan MI5, kaum muslim di seluruh Inggris bersedia melakukan apa saja yang kami bisa,” kata dia.

Dalam pernyataan yang diposting ke website mereka, Dewan Muslim Inggris mengutuk "kekerasan psikopatis baik terhadap warga sipil minoritas maupun sesama muslim" yang dilakukan ISIS.

"ISIS tidak berbicara atas nama Islam dan ditolak oleh semua muslim,” tulis pernyataan itu.

Para pejabat intelijen Inggris meyakini sebanyak 600 orang Inggris telah pergi untuk berperang demi ISIS, lapor Metro.

'Reyaad Khan, lahir di Inggris, diyakini adalah salah seorang yang bergabung dengan ISIS.

"Membunuh itu dosa, memenggal itu dosa,” kata ibundanya, Rukia Khan.

Perdana Menteri David Cameron mengutuk pembunuhan Foley itu sebagai barbar dan brutal, sedangkan Presiden AS Barack Obama bersumpah untuk membalas pembunuh penuh kebencian itu.






Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014