HMI bisa menjadi tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yang bisa membantu mengatasi PMKS
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial menggandeng Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan aliansi mahasiswa untuk bersama-sama dengan pemerintah mengatasi masalah sosial.

"Saatnya berkarya, enyahkan pertikaian dan perbedaan. Konflik secara keilmuan dibenarkan, tetapi konflik yang dikelola dengan baik akan melahirkan produk unggulan kebanggaan bangsa," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya Mensos menerima kunjungan PB HMI dan komponen aliansi mahasiswa se-Indonesia di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) di Salemba, Jakarta.

Mensos mengatakan peran mahasiswa adalah agen perubahan untuk membawa Indonesai maju dan sejahtera. Untuk menggapai tersebut, harus mengisi waktu dengan aktivitas produktif.

Mahasiswa dengan berbagai komponen organisasi yang melekat di dalamnya bisa berkontribusi untuk mendukung kesejahteraan sosial sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). "Para mahasiswa adalah individu-individu yang terdidik dan berpengetahuan," kata Mensos.

Di Indonesia, permasalahan sosial relatif masih tinggi. Setidaknya ada 2,3 juta rumah tidak layak huni, delapan juta penyandang cacat (1,8 juta penyandang cacat terlantar), sembilan juta penduduk lanjut usia yang dua juta di antaranya lansia terlantar.

Terdata juga 42 titik konflik sosial dan Indonesia berada pada jalur cincin api yang rawan bencana alam tektonik atau vulkanik.

"HMI bisa menjadi tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yang bisa membantu mengatasi PMKS," ujarnya.

Kemensos segera membuat kerangka kerja sama atau letter of intent (LoI) dengan HMI serta komponen mahasiswa lainnya untuk mengatasi sebagian dari permasalahan sosial yang ada.

"Beragam jurusan yang ditempuh para mahasiswa menjadi sumber mengatasi dan menyelesaikan permasalahan kesejahteraan sosial," terang Mensos.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014