Saat ini ada sekitar 100.000 hingga 150.000 wartawan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 20.000 yang mengantongi sertifikat kompetensi, sisanya wartawan alam,"
Palangka Raya, Kalteng (ANTARA News) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, H Margiono memperkirakan, saat ini ada lebih dari 100.000 wartawan di Indonesia yang belum mengantongi sertifikat kompetensi profesi wartawan.

"Saat ini ada sekitar 100.000 hingga 150.000 wartawan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 20.000 yang mengantongi sertifikat kompetensi, sisanya wartawan alam," kata Margiono saat menghadiri pelantikan pengurus PWI Provinsi Kalteng yang diketuai H Sutransyah di Palangka Raya, Jumat.

Sekadar diketahui, ini adalah periode ketiga bagi Sutransyah mengetuai PWI Provinsi Kalteng. Selain pelantikan pengurus PWI, acara tersebut juga diisi dengan pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia Provinsi Kalteng.

Margiono menyebut masih banyak wartawan yang belajar secara otodidak atau melalui seleksi alam. Jangan heran jika masih banyak pula wartawan yang tidak mengerti tentang kode etik jurnalistik dan rambu-rambu tentang profesi wartawan.

Dia tidak menampik fakta bahwa saat ini banyak wartawan yang kualitasnya masih jauh dari yang diharapkan. Padahal selama ini masyarakat umum sering menganggap bahwa wartawan identik dengan PWI.

"Makanya kita juga bertanggung jawab untuk membantu mereka mengikuti pendidikan agar bisa menjadi profesional. Wartawan itu minimal sering membaca kode etik jurnalistik jadi tahu tentang rambu-rambunya," kata Margiono.

Margiono mengapresiasi PWI Provinsi Kalteng yang bisa mendorong sehingga dari 500 lebih wartawan yang ada di provinsi ini, tinggal sekitar 200 wartawan yang belum mengikuti uji kompetensi wartawan.

Dalam waktu tidak terlalu lama, Margiono berharap seluruh wartawan di Kalteng sudah mengantongi sertifikat kompetensi sehingga kualitas wartawan di daerah ini diakui oleh publik dan akan menjadi kebanggaan daerah.

Terkait kelangsungan PWI, Margiono menegaskan bahwa organisasi ini adalah organisasi profesi, bukan organisasi politik atau organisasi massa. Jadi tugas utama organisasi ini adalah meningkatkan profesionalisme anggotanya. (*)

Pewarta: Norjani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014