Waisai, Raja Ampat (ANTARA News) - Sebagian guru di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, masih kebingungan menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan 2013, kata Kepala Sekolah Dasar Negeri 02 Waisai, Raja Ampat, Papua Barat.

"Guru-guru masih bingung bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Buku pelajaran untuk murid sudah ada yang datang tetapi panduan untuk guru tidak ada," kata Kepala Sekolah Dasar Negeri 02 Waisai Bernadus Yembise di Waisai, Raja Ampat, Minggu.

Bernadus mengatakan selain adanya buku panduan, para guru juga berharap bisa mendapat bimbingan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam praktik mengajar sesuai kurikulum yang baru.

Kalau hanya membaca buku panduan, para guru khawatir penafsiran mereka berbeda dengan yang dimaksudkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kurikulum pendidikan 2013.

Selain buku panduan untuk guru, Bernadus mengatakan, buku-buku pelajaran untuk murid juga belum mencukupi. Menurut dia, buku-buku pelajaran baru tiba di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, pada Jumat (22/8) jumlahnya masih terbatas.

Bernadus mencontohkan, buku-buku pelajaran sesuai kurikulum 2013 yang sampai ke sekolahnya baru 20 buku untuk setiap kelas. Padahal setiap kelas di Sekolah Dasar Negeri 02 Waisai rata-rata terdiri atas 30 murid.

Menurut Bernadus, buku-buku pelajaran kurikulum 2013 itu juga baru terdistribusikan sampai Waisai, belum sampai ke distrik-distrik lain di Kabupaten Raja Ampat. Dari Waisai baru buku-buku itu didistribusikan ke sekolah-sekolah di distrik lainnya.

"Kami tidak tahu mengapa sosialisasi dan distribusi buku untuk Raja Ampat terlambat," ujarnya.

SD Negeri 02 Waisai memiliki 810 murid dari jenjang kelas I hingga kelas VI. Ada 32 guru yang mengajar di sekolah itu.

Waisai memiliki sembilan Sekolah Dasar, dua Sekolah Menengah Pertama, dua Sekolah Menengah Atas dan satu Sekolah Menengah Kejuruan.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014