Di crossfit, setiap sesi menu latihannya berubah-ubah dan mendorong untuk kompetitif dengan diri sendiri agar semakin hari semakin kuat."
Jakarta (ANTARA News) - Beberapa orang tampak sedang berolahraga di ruang terbuka beralas rumput sintetis yang luasnya sekitar 300 meter persegi. Mereka tergabung dalam CrossFit Equator, komunitas olahraga crossfit yang berbasis di Kemang, Jakarta Selatan.

"Crossfit" adalah olahraga kebugaran yang menggabungkan unsur angkat beban dan senam.

Dalam olahraga itu, ragam gerakan tidak banyak, tapi dilakukan berulang-ulang dengan intesitas tinggi.

Olahraga kebugaran yang pertama kali diperkenalkan oleh Greg Glassman pada pertengahan tahun 1990 di Santa Cruz, California, itu dikembangkan untuk melatih gerakan fungsional tubuh dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang singkat. Tujuannya untuk menguatkan tubuh.

Pendiri sekaligus pelatih crossfit dari komunitas CrossFit Equator, Brian Pandji, mengatakan "crossfit" lebih menekankan pada peningkatan kekuatan dan kebugaran tubuh, bukan keindahan bentuk tubuh.

Saat latihan, komunitas "crossfit" yang mulai aktif tahun 2011 itu meniadakan alat-alat olahraga yang umumnya digunakan di "gym" dan menggantinya dengan ban berukuran besar, tali tambang, tali senam dan lain-lain.

Mereka kebanyakan melakukan gerakan fungsional seperti "push-up", "sit-up", "pull-up", melempar, melompat, mendorong, dan menarik serta mengombinasikannya dengan angkat beban. Di CrossFit Equator, kebanyakan latihan dilakukan secara bersama dalam tim.

Brian mengatakan, tujuan utama kebanyakan anggota yang bergabung dengan komunitas crossfit adalah untuk menurunkan berat badan.

"Namun di sini kami lebih bertujuan untuk membakar lemak," katanya.

Tak Perlu Lama

Waktu latihan yang tergolong singkat, kurang lebih 15 menit, menjadi daya tarik utama dari olahraga kebugaran itu, membuatnya menjadi salah satu latihan pilihan bagi mereka yang tidak punya banyak waktu untuk berolahraga.

"Crossfit cocok untuk diadaptasi oleh semua kalangan dari berbagai macam gaya hidup, salah satunya gaya hidup perkotaan yang mempunyai waktu singkat untuk berolahraga," kata Brian.

Selain itu, menurut Brian, latihan crossfit dilakukan secara berkelompok dan kadang dengan kompetisi sehingga tidak membosankan.

"Di gym pada umumnya, orang datang untuk melatih diri sendiri sendirian. Dalam crossfit, fitness dilakukan secara komunitas, dengan saling bekerja sama sekaligus berkompetisi," katanya.

Salah satu anggota CrossFit Equator, Aryo (27), memutuskan untuk bergabung dengan komunitas olahraga itu setelah mengetahui crossfit dari program dokumenter televisi mengenai penjaga perbatasan Amerika Serikat-Meksiko yang gemar melakukan crossfit untuk menjaga kebugaran.

Karyawan di salah satu perusahaan keuangan di Jakarta yang sebelumnya rajin berolahraga di gym itu rutin melakukan crossfit untuk meningkatkan stamina dalam beraktivitas dan bekerja.

"Berlatih crossfit bersama di CrossFit Equator tidak terlalu mengurangi banyak waktu saya karena per sesi hanya berlangsung satu jam, namun capeknya setara berlatih berjam-jam," kata Aryo.

Sementara Marcelina Leonora (28), yang biasa disapa Leoni, mengaku mulai berolahraga beberapa tahun lalu karena tubuhnya gemuk.

Karyawan sebuah perusahaan migas di Jakarta itu kemudian rajin melakukan fitness di gym, tapi lama-lama dia bosan karena merasa latihannya monoton.

Pada Juli 2013, Leoni memutuskan untuk melakukan crossfit dan bergabung dengan komunitas olahraga kebugaran itu.

"Di crossfit, setiap sesi menu latihannya berubah-ubah dan mendorong untuk kompetitif dengan diri sendiri agar semakin hari semakin kuat," katanya.

Menurut Leoni, crossfit sangat cocok untuk mereka yang ingin berolahraga secara efisien dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Saya bekerja dari pagi hingga sore. Sepulang kerja, saya melakukan crossfit sekitar 12 hingga 15 menit saja," katanya.

Tujuan olahraga perempuan yang hobi mendaki gunung itu sekarang berubah, tidak lagi demi tubuh bagus, tapi untuk menjaga tubuh tetap sehat, bugar dan kuat.

Bagi Leoni, mengikuti "crossfit" adalah investasi kesehatan yang berharga. Ia lantas bercerita tentang kompetisi "crossfit" yang diikuti oleh orang-orang berusia 60 tahun ke atas di Amerika Serikat.

"Saya kagum melihatnya, ingin seperti mereka, mereka yang masih bugar di usia tua," kata Leoni.

Oleh Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014