Kudus (ANTARA News) - Bupati Kudus Musthofa memberikan apresiasi terhadap korban tanah longsor di Kecamatan Gebog, Kudus, Jawa Tengah, yang bersedia melakukan relokasi secara mandiri.

"Kami memang berupaya mendidik masyarakat untuk mandiri dan tidak terlalu bergantung kepada pemerintah, meskipun pemerintah tetap berupaya membantu dengan memperhatikan aturan yang ada," ujarnya, ditemui di sela-sela meninjau lokasi yang menjadi tempat relokasi warga Desa Menawan, Kecamatan Gebog, yang menjadi korban tanah longsor, Senin.

Hingga kini, lanjut bupati, puluhan keluarga di Desa Menawan yang melakukan relokasi mandiri sudah mampu mengumpulkan dana untuk pembelian lahan relokasi yang berada di desa yang sama sebesar Rp795 juta.

Sementara harga jual tanah yang akan ditempati puluhan keluarga tersebut, lanjut dia, mencapai Rp1,325 miliar sehingga masih ada kekurangan Rp530,256 juta.

"Mereka patut diapresiasi karena sudah mengumpulkan dana hingga 60 persen dari total harga tanah yang nantinya akan menjadi perkampungan baru bagi mereka," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, mereka hanya menunggu proses legalitas kepemilikan tanah tersebut.

Terkait kekurangan pembayaran tanah tersebut, kata dia, Pemkab Kudus akan berupaya membantu melunasinya.

Demikian halnya, lanjut dia, terkait dengan bangunan rumah juga akan diupayakan mendapatkan bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat maupun mengupayakan bantuan dalam bentuk hibah.

"Pemkab juga akan mengupayakan fasilitas air bersih baik lewat jaringan perpipaan atau sumber air bawah tanah," ujarnya.

Pemkab Kudus juga berencana menerjunkan tim dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bappermas) Kudus.

Bantuan lain yang akan diberikan, yakni terkait ketersediaan jaringan instalasi listrik masuk ke perkampungan mereka yang ada di Desa Menawan yang berada tak jauh dari Balai Desa Menawan.

Lokasi pertama, memiliki luas areal 5.851 meter persegi dan satunya 3.885 meter persegi.

Kepala Desa Menawan, Moch. Sholikin mengungkapkan, warga yang melakukan relokasi mandiri tersebut, sebanyak 36 keluarga di antaranya merupakan keluarga yang terkena dampak langsung bencana tanah longsor, sedangkan lainnya berada di daerah rawan longsor.

"Pembagian lahan untuk masing-masing keluarga sekitar 8x15 meter," ujarnya.

Proses pengurusan sertifikat tanah, katanya, pemerintah desa akan memfasilitasinya.

Berdasarkan pengamatan, lahan yang menjadi tempat relokasi 61 keluarga sudah dibagi menyusul adanya patok batas ukuran untuk masing-masing keluarga.

Bahkan, ada warga yang sudah memulai pembangunan rumah meskipun baru sebatas pondasi, sedangkan di tempat lainnya terlihat tumpukan material, seperti pasir, batu kali serta batu bata.

Suyatmi, salah seorang korban tanah longsor mengakui, tempat tinggalnya rusak sebagian, namun ketika hujan terpaksa mengungsi ke tempat anaknya yang berada di daerah aman dari bahaya tanah longsor.

Setelah mendapatkan tanah bersama 61 keluarga lainnya, kata dia, saat ini mulai membangun rumah di tempat yang baru dengan harapan sebelum musim hujan sudah bisa ditempati sementara.

"Agar bisa memulai membangun, saya terpaksa mencari pinjaman ke sejumlah orang," ujarnya.

Maslakah mengakui, bersyukur bisa ikut relokasi mandiri sehingga hanya menunggu dana terkumpul untuk memulai pembangunan rumah di tempat yang baru.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014