Donetsk (ANTARA News) - Ukraina pada Senin menuduh Rusia mengirim pasukan melintasi perbatasan untuk membuka front baru dalam perang separatis yang telah menghancurkan timur negara itu dan memicu krisis Timur-Barat paling parah sejak jatuhnya komunisme.

Tuduhan, yang ditolak Moskow itu, pukulan bagi harapan kemajuan yang sudah tipis dalam pembicaraan pada hari Selasa untuk mengakhiri konflik antara pemberontak pro-Rusia dengan pasukan Ukraina, dimana telah lebih dari 2.000 orang tewas.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko yang akan bertemu timpalan Rusianya Vladimir Putin di ibukota Belarusia, Minsk, menyatakan "keprihatinan yang luar biasa" mengenai gerakan Rusia itu, menurut laporan Reuters, Selasa.

Militer Ukraina mengatakan sekelompok pasukan Rusia, berkedok pemberontak separatis, telah menyeberang ke tenggara Ukraina dengan 10 tank dan dua kendaraan lapis baja infanteri.

Dilaporkan bahwa penjaga perbatasan telah menghentikan iring-iringan itu di luar Novoazovsk, titik paling tenggara Ukraina di Laut Azov.

"Pagi ini ada upaya militer Rusia berkedok pejuang Donbass untuk membuka daerah baru konfrontasi militer di wilayah Donestsk selatan," kata juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko kepada wartawan.

Lysenko kemudian menambahkan bahwa dua tank dalam iring-iringan telah hancur dan beberapa anggota "sekelompok intelijen sabotase" telah ditahan.

"Area itu sekarang diblokir oleh pasukan Ukraina," katanya.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, ditanya tentang insiden yang dituduhkan itu, mengatakan "Saya belum mendengar hal ini, tapi ada banyak disinformasi di luar sana tentang 'serangan' kami." 

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014