Aleppo, Suriah (ANTARA News) - Di Aleppo, kota di Suriah yang hancur berantakan karena dua tahun perang, pemberontak dan para aktivis bergandeng tangan dengan Amerika Serikat melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta militan lainnya yang mereka sebut telah membajak pemberontakan mereka terhadap pemerintah Bashar al-Assad.

Amerika Serikat belum menentukan apakah akan melakukan serangan udara ke posisi-posisi ISIS di Suriah seperti mereka lakukan di Irak.

Kekerasan dan pelanggaran ekstrim yang dilakukan ISIS kepada baik warga sipil maupun pihak-pihak yang berseberangan dengan mereka telah mendapatkan reaksi keras di wilayah-wilayang yang dikuasai pemberontak anti Assad. Banyak dari warga di wilayah-wilayah ini berharap serangan udara AS diperluas ke Suriah.

"Kami mendukung serangan AS terhadap Daesh," kata Abu Al-Muqdad, seorang pejuang di Aleppo, merujuk ISIS yang dalam akronim bahasa Arab disebut Daesh.

"Mereka telah merusak negara ini, menindas rakyat, tak membedakan kombatan (pihak yang berperang) dengan warga sipil serta menjagal dengan pisau," kata dia.

Para pejabat militer AS sendiri mengatakan tidak bisa mengalahkan ISIS hanya dengan serangan udara.

"Saya berharap AS membom mereka sampai tidak ada satu pun yang tersisa. Orang-orang itu bukan muslim, mereka orang-orang kafir," kata seorang pemberontah Suriah lainnya yang mengepalai batalion operasi khusus dalam koalisi Front Islam anti Assad.

Mulanya Front Islam menyambut bergabungnya kaum militan dalam perang melawan Presiden Bashar al-Assad, namun penafsiran Islam yang keras dari ISIS dan penyalahgunaan-penyalahgunaan wewenang oleh kelompok ini termasuk pemenggalan kepala orang telah mengasingkan para pemberontak dari rakyatnya sendiri.

Januari silam pihak pemberontak Suriah berusaha mengusir ISIS dari Suriah utara.  Tapi sejak ISIS menguasai dan menyita senjata dari Irak membuat kelompok ini mendapatkan wilayah baru di Suriah, termasuk Raqa yang sepenuhnya dikuasai ISIS.

Kini pemberontak Suriah menghadapi dua front sekaligus, yaitu ISIS dan pemerintah Suriah.

"Saya mendukung serangan udara Amerika di wilayah-wilayah yang dikuasai Daesh karena mereka dan rezim Assad adalah sama saja," kata Jaber yang mengepalai unit polisi militer Front Islam di Aleppo.

"Rezim membom kami dengan bom-bom eksplosif  sedangkan Daesh membunuhi rakyat kami dengan pisau," kata dia seperti dikutip AFP.





Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014