Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 10 poin menjadi Rp11.679 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp11.669 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan nilai dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah data pesanan baru barang tahan lama Amerika Serikat menunjukkan peningkatan, memberikan bukti tambahan atas berlanjutnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat.

"Dengan perekonomian AS yang terus mengalami pertumbuhan maka rencana bank sentral AS (the Fed) untuk mengakhiri program pembelian obligasi atau Quantitative Easing pada akhir tahun 2014 dapat terlaksana," katanya.

Selain itu, lanjut dia, ekspektasi akan dinaikannya suku bunga pada pertengahan tahun 2015 mendatang semakin kuat.

Ia mengatakan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah, dapat bergejolak dengan kecenderungan melemah dan berharap pemerintah menyiapkan kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik.

Meski demikian, ia menjelaskan, penguatan dolar AS terhadap rupiah masih terbatas menyusul meredanya sentimen dari Jalur Gaza setelah Israel dan Palestina menyetujui gencatan senjata tanpa batas waktu. Selain itu juga ada sentimen dari pertemuan pemimpin Ukraina dan Rusia, yang berlangsung cukup positif.

Analis pasar uang Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan, ada ekspektasi bahwa fundamental ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh menyusul kabar rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kondisi itu akan berdampak positif terhadap kinerja neraca transaksi berjalan Indonesia ke depan.

"Persepsi pelaku pasar di dalam negeri masih positif terhadap perekonomian domestik, kondisi itu akan membuat volatilitas rupiah tetap stabil," ujarnya.

Menurut dia, pasar akan mengapresiasi kebijakan menaikkan harga BBM, apalagi saat ini tidak ada sentimen internal yang menjadi kekhawatiran pelaku pasar uang di dalam negeri.

"Meski pergerakannya masih terbatas, namun rupiah diperkirakan stabil di kisaran Rp11.500-Rp11.700 per dolar AS pada tahun ini," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014