Kabul (ANTARA News) - Krisis berkepanjangan pemilu di Afghanistan berlanjut, Kamis ketika Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan audit penilaian tidak akan selesai sampai 10 September dan pelantikan presiden baru diharapkan segera setelah itu.

"Audit ketat dan kredibel memerlukan waktu, tetapi dapat diselesaikan sekitar 10 September," kata pernyataan PBB.

"Pelantikan presiden baru kemudian harus dilakukan segera setelah itu."

Calon presiden Afghanistan Abdullah Abdullah menyatakan akan menolak hasil audit pemilu yang diawasi PBB, kata juru bicaranya Rabu, menunjukkan negara itu memasuki krisis lebih dalam selama sepekan sebelum pelantikannya dijadwalkan.

"Kami akan keluar dari proses, dan segala jenis hasil dari proses tidak akan diterima untuk Dr Abdullah," kata juru bicaranya, Muslim Saadat, kepada AFP setelah Abdullah menarik diri dari audit dalam sengketa penipuan.

Perselisihan antara Abdullah, mantan pejuang anti-Taliban, dan Ghani, mantan ekonom Bank Dunia, telah mengancam untuk menghidupkan kembali kerusuhan etnis di Afghanistan, pada saat pasukan tempur NATO pimpinan AS mempersiapkan diri untuk keluar dari negara itu pada akhir tahun ini.

PBB bergerak cepat untuk mencoba menyelamatkan peralihan kekuasaan demokrasi pertama di Afghanistan dengan meminta Ashraf Ghani, calon presiden lainnya, untuk menghapus para pengamatnya dari proses pengecekan suara.
(AK)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014