PBB, New York (ANTARA News) - PBB pada Kamis, menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat sebanyak 43 prajurit pemelihara perdamaian yang diculik oleh "satu kelompok bersenjata" di daerah pemisah Dataran Tinggi antara Suriah dan Israel.

Dewan Keamanan PBB "mengutuk keras penahanan 43 prajurit pemelihara perdamaian Pasukan Pengamat Pemisah PBB (UNDOF) dari dalam Daerah Pemisah" oleh "satu kelompok yang mengincar Dewan Keamanan dan oleh anggota kelompok bersenjata tanpa-negara", kata DK PBB di dalam satu pernyataan.

Prajurit pemelihara perdamaian tersebut, semuanya anggota satuan Fiji, ditahan di sekitar Quneitra pada Kamis pagi, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.

Pasukan pemerintah dan gerilyawan Suriah telah terlibat pertempuran sengit di daerah itu, terutama di sekitar Quneitra, Ibu Kota Gubernuran Quneitra --yang kebanyakan bangunannya rudak dan tak dihuni-- di Suriah Baratdaya, untuk memperebutkan satu-satunya pos penyeberangan perbatasan antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel.

PBB menyatakan badan dunia tersebut tak bisa mengkonfirmasi kelompok mana yang menahan prajurit Baret Biru itu, demikian laporan Xinhua.

Beberapa kelompok, yang memproklamasikan diri sendiri seperti yang berafiliasi pada Front An-Nustra, cabang Al Qaida yang beroperasi di Suriah, mengaku bertanggung jawab atas penahanan tersebut, kata Dujarric. Ia menambahkan, "Tapi kami tak bisa mengkonfirmasinya."

"Ada lebih dari 81 prajurit dari Filipina yang gerakan mereka telah dibatasi di Posisi 68 dan 69 di lingkungan Ar-Ruwayhinah dan Burayqah," tambahnya.

Badan PBB dengan 15-anggota itu menyeru semua pihak agar bekerja sama dengan UNDOF guna memungkinkannya beroperasi secara bebas dan memastikan keamanan penuh personelnya. DK PBB menekankan, "Tak boleh ada pasukan militer di daerah pemisah tersebut selain pasukan UNDOF."

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014