PBB, AS (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa Jumat menyerukan gerilyawan Syiah di Yaman untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata mereka terhadap pemerintah dan memperingatkan sanksi-sanksi.

Dalam satu pernyataan yang diadopsi dengan suara bulat, 15-anggota Dewan mengutuk tindakan oleh Huthi yang menuntut pengunduran diri pemerintahan Presiden Abdrabuh Mansur Hadi, lapor AFP.

Pernyataan menyerukan kepada pemberontak untuk "menghentikan semua permusuhan bersenjata melawan pemerintah Yaman" di utara wilayah al Jawf, dan menarik pasukan mereka dari Amran serta membongkar pos-pos pemeriksaan dan kamp-kamp yang didirikan di sekitar ibu kota Sanaa.

Seruan itu terjadi setelah puluhan ribu pendukung Huthi berunjuk rasa di Sanaa untuk menekan tuntutan penggulingan pemerintah, sedangkan pemimpinnya, Abdulmalik al-Huthi berjanji untuk meningkatkan kampanyenya.

Para pemberontak, para petempur bersenjata telah berkemah di sekitar Sanaa selama sepekan terakhir, dan melakukan protes hampir sepanjang Agustus.

Dewan Keamanan mengatakan sanksi yang ditargetkan seperti pembekuan aset atau larangan perjalanan bisa menampar orang-orang yang mengancam stabilitas Yaman.

Baginya mencatat "dengan kekhawatiran bahwa Huthi dan lain-lain terus menyalakan konflik di utara dalam upaya menghalangi transisi politik "dan meminta negara-negara untuk menahan diri dari gangguan eksternal," di Yaman.

Pihak berwenang Yaman telah menuduh Iran mendukung pemberontakan Huthi.

Yaman telah terkunci dalam transisi berkepanjangan sejak penguasa lama, Ali Abdullah Saleh, orang kuat yang dipaksa mundur dari kekuasaan pada Februari 2012 setelah pemberontakan 11 bulan yang mematikan.

Rencana untuk federasi enam wilayah telah ditolak oleh baik Huthi dan separatis selatan, dan pemerintah juga memerangi gerilyawan Al-Qaida terutama di selatan dan timur.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014