Jayapura (ANTARA News) - Nilai ekspor Provinsi Papua periode Januari-Juli 2014 turun drastis tanpa peran PT Freeport Indonesia yang menghentikan ekspor bijih tembaga dan konsentrat sejak awal Februari lalu.

"Total ekspor kumulatif Januari-Juli 2014 tercatat sebesar 204 juta dolar AS, atau berkurang sebesar 82,61 persen dibanding kumulatif Januari-Juli 2013 yang mencapai 1.173,2 juta dolar AS (ketika Freeport ekspor bijih tembaga dan konsentrat secara rutin)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Didik Koesbianto, di Jayapura, Senin.

Ia mengatakan, dari nilai ekspor sebesar 204 juta dolar AS itu, ekspor bijih tambang dan konsentrat sebesar 111,44 juta dolar AS, sehingga ekspor komoditas non migas lainnya tidak sampai 100 juta dolar AS.

Komoditas ekspor non migas lainnya itu yakni kayu dan barang dari kayu, ikan dan hewan air lainnya, dan komoditi non migas lainnya.

"Selain nilai ekspor menurun drastis, kumulatif nilai ekspor Januari-Juli 2014 ke negara utama juga menurun signifikan yang mencapai 87,63 persen atau hanya 138,68 juta dolar AS, dibanding periode yang sama di 2013," ujar Didik.

Negara utama tujuan ekspor itu yakni Spanyol, Jepang, Filipina, Korea Selatan, India, dan Tiongkok.

Namun, nilai ekspor ke negara lainnya seperti Arab saudi, Oman dan negara lainnya di Timur Tengah meningkat sebesar 25,76 persen pada eriode Januari-Juli 2014 yang mencapai 65,31 juta dolar AS.

Negara utama tujuan ekspor itu yang menjadi sasaran ekspor bijih tembaga dan konsentrat PT Freeport Indonesia.

Sedangkan negara lainnya seperti Arab Saudi dan Oman menjadi tujuan ekspor komoditas non migas lainnya, selain bijih tembaga dan konsentrat.

Khusus pada Juli 2014, nilai ekspor Papua sebesar 9,16 juta dolar As, atau meningkat sebesar 3,68 persen dibanding nilai ekspor pada Juni 2014.

Tetapi, nilai ekspor pada Juli itu hanya komoditas jenis kayu dan barang dari kayu senilai 7,5 juta dolar AS, dan ikan & hewan air lainnya senilai 1,5 juta dolar AS, dan ekspor golongan non migas lainnya sebesar 0,16 juta dolar AS.

"Jadi, jelas terasa penurunan nilai ekspor ketika Freeport tidak melakukan ekspor bijih tembaga dan konsentrat. Tapi mulai Agustus 2014, Freeport sudah kembali ekspor, dan diyakini jumlahnya lebih banyak karena meterial tambangnya menumpuk sejak Februari lalu, sehingga nilai ekspor Papua pada Agustus akan kembali meningkat tajam," ujar Didik.

Pewarta: Anwar Maga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014