Jakarta (ANTARA Newws) - "Fighter is medium duty truck which integrated enviromnent-friendlines and business utility."

Kalimat itu terpampang pada dinding tentang sejarah dan progres pabrik utama Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC) di Kawasaki Plant, yang terletak sekitar satu jam ke arah utara Tokyo.

Truk medium nampaknya akan menjadi fokus bisnis Mitsubishi ke depan, terutama di pasar Asia, termasuk Indonesia yang merupakan pasar terbesar merek tersebut di luar Jepang .

Seperti diakui Kepala Pemasaran MFTBC PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Daigo Fukumoto, selama ini Mitsubishi melalui Fuso "kurang" menggarap pasar truk medium di Indonesia, sehingga pesaing utama seperti Hino dan Isuzu semakin kuat di segmen tersebut. Sementara Mitsubishi hanya memimpin pasar di segmen truk ringan yang terkenal dengan istilah "Kepala Kuning."

Padahal permintaan di segmen truk medium tersebut terus meningkat, seiring kebutuhan bisnis di sektor ekspedisi, logistik, maupun transportasi yang tumbuh di negeri ini.

Tahun lalu pangsa pasar truk medium Mitsubishi hanya mencapai 24 persen dengan penjualan sebanyak 6.040 unit. Sementara pada Januari-Juli 2014 penjualan Fuso itu baru mencapai 2.600 unit atau sekitar 23 persen dari total pasar truk medium secara nasional.

Oleh karena itulah, Mitsubishi melalui KTB sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM)-nya akan memperkuat segmen truk medium tersebut dengan meluncurkan Fuso terbaru 6x2 yaitu FJ2523 yang kapasitasnya (GVW) mencapai 25 ton, dan 26 ton untuk dan truk FJ2528.

Yang menarik dan berbeda dari truk yang dipasarkan KTB sebelumnya, kedua Fuso terbaru yang akan diluncurkan tanggal 3 September dan pada Indonesia International Motor Show (18-28 September 2014) di Jakarta itu, adalah truk tersebut diimpor secara utuh (CBU) dari India.


Strategi Global

Kenapa India? Pertanyaan itu menjadi fokus sejumlah wartawan dari Indonesia yang pada pekan lalu (25-29 Agustus) bertandang ke salah satu sarana uji terbesar untuk truk yang dimiliki Mitsubishi, yaitu Kitsuregawa Proving Ground dan pabrik Fuso di Kawasaki, Jepang.

Rupanya, sejak Daimler AG masuk membeli saham Mitsubishi Motors Corporation (MMC) pada 2002 dan kemudian memilih fokus mengembangkan bisnis truk dan bus, perusahaan Jerman itu yang menguasai 89,29 persen saham MFTBC dan mengendalikan strategi global Fuso di dunia.

Daimler yang memiliki sejumlah merek truk/bus yang dipasarkan di dunia antara lain (Eropa), Bharatbenz (India), dan Freightliner (Amerika Utara), ingin menjadikan Fuso sebagai pemimpin pasar di Asia.

Tidak tanggung-tanggung, Daimler menargetkan penjualan Fuso menembus 290 ribu unit di dunia pada 2020. "Angka itu double dibandingkan tahun 2011yang mencapai 143,1 ribu unit," kata Kepala Komunikasi Daimler Truck Asia Florian Laudan, ketika diskusi dengan sejumlah wartawan Indonesia, di Kitsuregawa yang terletak di Sakura City, Tochigi, Jepang.

Untuk mencapai target tersebut, Daimler memperkuat bisnis Fuso di Asia dengan memaksimalkan kapasitas produksi pabriknya di India yang memproduksi 36 ribu unit truk/tahun. Pabrik dibawah bendera perusahaan Daimler India Commercial Vehicle (DICV) itu memiliki kapasitas terpasang mencapai 72 ribu unit/tahun.

Di India, seperti yang dipaparkan Wapresdir Product Engineering DICV Hidekazu Kanno, pabrik yang terletak di Oragadam, distrik Kanchipuram itu, tidak hanya memproduksi satu merek BharatBenz, tapi juga merek lain dalam grup Daimler yaitu antara lain Fuso untuk pasar ekspor. Truk Bharatbenz yang dipasarkan di India, diekspor antara lain ke Indonesia dengan nama Fuso.

"Integrasi model dilakukan untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan secara regional," ujar Kanno.

Tahun lalu dari total produksi dan penjualan truk dalam grup Daimler sebanyak 484.200 unit, sebanyak 37 persen berasal dari penjualan Fuso (172.700 unit) dan Bharatbenz (6.400 unit), kemudian 34 persen berasal dari penjualan Mercedes Benz (164.500 unit), serta 29 persen dari Freightliner dan Western Star (141 ribu unit).

Dari data itu terlihat Fuso memainkan peranan penting dalam grup Daimler. Dari Total penjualan Fuso tahun lalu yang mencapai 172.700 unit itu, sekitar 66.261 unit atau sekitar 38,36 persen berasal dari Indonesia.

"Jadi Indonesia sangat penting bagi kami," kata Senior Wapresdir MFTBC Yoshiro Motoyama ketika ditemui usai kunjungan pabrik Fuso di Kawasaki, Jepang.

Ia mengatakan dari total produksi truk ringan, medium, dan berat di pabrik Kawasaki yang mencapai sekitar 170 ribu unit tahun lalu, sekitar 40 persen diekspor secara terurai (CKD) ke Indonesia. Komponen-komponen truk itu kemudian dirakit oleh PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM) "mitra lokal MFTBC" di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

"Strategi global kami ingin mengoptimalkan (pemasaran) sebuah produk, sehingga Daimler memutuskan (impor truk FJ 2523 dan FJ2528) dari India," ujar Motoyama mengemukakan alasan mengapa kebijakan impor truk secara utuh (CBU) dari India itu.

Kendati diimpor dari India, ia memastikan produksi dan kualitas sama dengan standar mutu dan teknologi terbaik Fuso Jepang. Apalagi, pabrik Oragadam di India tersebut telah mengadopsi pula Daimler Truck Operating System (TOS) yang efisien dan canggih.

Bahkan pada kedua truk Fuso terbaru itu, Daimler menyisipkan teknologi pemasok bahan bakarnya yang efisien melalui teknologi "unitized injection." Teknologi itu diyakini mampu menjadi fitur andalan untuk bersaing dengan kompetior yang masih menggunakan teknologi pasokan bahan bakar konvensional dan "common rail" pada truk mereka.

Sayangnya, pihak Mitsubishi Fuso di Jepang tidak bersedia menjelaskan berapa banyak bahan bakar yang bisa dihemat dengan teknologi buatan Jerman tersebut.


Target Indonesia

Dalam strategi global MFTBC, seperti yang dipaparkan salah satu direkturnya Toshiyasu Kawasaki, Indonesia menjadi pasar yang sangat penting. Pihaknya berencana terus memperluas pasar truk medium dengan mengeluarkan varian-varian terbaru Fuso.

"Kami memang mengharapkan dengan berbagai varian baru tersebut, Mitsubishi Fuso bisa menguasai sekitar 30 persen pasar truk medium dalam waktu dekat," ujar Kepala Pemasaran MFTBC KTB Daigo Fukumoto menambahkan.

Ia yakin target tersebut bisa tercapai, mengingat dalam watu dekat pula secara ekspansif KTB akan meluncurkan berbagai produk Fuso terbaru.

Menurut Kepala Humas MFTBC KTB Intan Vidiasari, dalam tahun fiskal 2014 pihaknya menargetkan akan ada 11 varian Fuso medium yang dipasarkan di Indonesia. "FJ2523 dan FJ2528 merupakan varian ke delapan, sehingga akan ada beberapa produk baru tambahan selama sisa tahun 2014," katanya.

Namun ia belum bisa memastikan apakah produk terbaru lainnya masih diimpor dari India atau dari Kawasaki Plant (Jepang) yang juga memproduksi truk ringan, medium, hingga berat.

Intan juga mengemukakan terbuka kemungkinan fasilitas produksi Mitsubishi di Indonesia merakit truk medium tersebut , mengingat kapasitas produksi di pabrik Pulo Gadung, Jakarta Timur, cukup besar. "Kapasitas terpasangnya mencapaii 160 ribu unit/tahun," katanya.

Saat ini, lanjut dia, pimpinannya sedang menjajaki kemungkinan merakit truk Fuso medium FJ 2523 dan FJ 2328 di Indonesia. "Pimpinan kami sedang menjajaki hal itu. Pertemuan-pertemuan dengan instansi pemerintah terkait sudah dan akan terus dilakukan," kata Intan.

Diakuinya peluang pasar truk di Indonesia masih sangat besar, mengingat pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi. "Karena itulah kami meluncurkan produk baru yang sesuai dengan permintaan pasar, terutama di segmen logistik, transportasi, dan ekpedisi," katanya.

Selain itu, Mitsubishi juga mengincar pasar truk molen (mixer) pengaduk semen dengan memasarkan FJ2328. "Kami akan semakin serius menggarap pasar truk medium ini," ujar Intan menegaskan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014