... Rp2.000, tambahan inflasi dua kali, maka 3,0 persen ditambah 4,4 persen jadi 7,4 persen. Kalau Rp3.000, maka 4,4 persen ditambah 4,5 persen, inflasinya 8,9 persen... "
Jakarta (ANTARA News) - Prediksi Menteri Keuangan, Chatib Basri, jika harga BBM bersubsidi dinaikkan Rp1.000 perliter pada awal 2015 nanti akan menyumbang inflasi antara 1,2 persen dan 1,5 persen.

"Kalau naik Rp1.000, inflasinya 1,2 persen, tapi efeknya tidak langsung ke tarif angkutan dan yang lainnya bisa sampai 1,5 persen," ujarnya, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu.

Apabila harga BBM bersubsidi naik Rp2.000 perliter, maka tambahan inflasi 3,0 persen dan apabila naik Rp3.000 perliter, ada tambahan inflasi 4,5 persen.

"Kalau Rp2.000, tambahan inflasi dua kali, maka 3,0 persen ditambah 4,4 persen jadi 7,4 persen. Kalau Rp3.000, maka 4,4 persen ditambah 4,5 persen, inflasinya 8,9 persen," ujarnya.

Namun, pemerintah masih menetapkan asumsi makro laju inflasi pada RAPBN 2015 sebesar 4,4 persen plus minus satu persen, dengan tidak mempertimbangkan adanya kebijakan administered price tahun depan.

"Inflasi 4,4 persen kalau tidak ada perubahan (kebijakan) di administered price, terkait kebijakan harga BBM bersubsidi," katanya.

Terpisah, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Wibowo, mengatakan, secara ideal kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan secara bertahap mulai awal 2015 karena dampaknya terhadap inflasi tidak sebesar apabila harga dinaikkan langsung.

"Kalau bertahap lebih aman. Konsumen bisa lebih mengatur konsumsi BBM, dan para pengusaha bisa mengatur lagi struktur usahanya, sehingga lebih aman," katanya.

Bahkan, menurut dia, apabila harga BBM naik sebesar Rp500 perliter di ujung 2014, maka tidak akan menyumbang inflasi terlalu tinggi, dan masih dalam kisaran asumsi inflasi di APBN-Perubahan 5,3 persen.

"Kalau mau naik, jangan terlalu besar, bertahap misalnya tiga bulan sekali Rp500, dampaknya tidak terlalu mengejutkan, meskipun naik. Tapi, kalau misalnya Rp3.000 langsung naik, akan berat," kata Wibowo.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014