Terindikasi perdagangan manusia. Mereka tidak dibekali dengan dokumen yang lengkap dan sebagian besar masih dibawah umur,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur menemukan indikasi perdagangan manusia di Balai Latihan Kerja (BLK) PT Karya Semesta Perkasa, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

"Terindikasi perdagangan manusia. Mereka tidak dibekali dengan dokumen yang lengkap dan sebagian besar masih dibawah umur," ujar Gatot saat melakukan sidak di BLK tersebut, Rabu.

Izin perusahaan tersebut telah dicabut Kemenakertrans sejak beberapa tahun lalu.

Selain itu, tempat pelatihan yang seharusnya diisi 60 orang itu malah diisi 303 calon TKI.

"Penampungannya tidak layak. Mereka sudah sebulan di sini," tambah Gatot.

Para calon TKI yang sebagian besar Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa tidur di selasar.

Para TKI yang ditampung di BLK itu berasal 10 perusahaan jasa TKI.

Gatot mengatakan BNP2TKI akan membantu para TKI yang tidak memiliki dokumen lengkap. Kemudian diuji kompetensi, baru diberangkatkan ke negara tujuan.

"Kalau yang masih dibawah umur dan buta aksara, akan dipulangkan. Daripada tidak jelas tuannya, lebih baik dipulangkan," tukas dia.

Gatot mengakui kasus perdagangan manusia sulit untuk dihapus, karena penanganannya perlu integrasi semua instansi tidak hanya BNP2TKI.

"Tapi yang paling penting, mengedukasi masyarakat untuk pentingnya jadi TKI sesuai prosedur dan dokumen lengkap," tukas Gatot.

Salah seorang calon TKI, Ester Nenobais mengaku berasal dari Kupang.

Untuk menjadi TKI, dia diharuskan membayar kepada perusahaan jasa TKI sebesar Rp1,5 juta.

"Satu bulan di Kupang, dan satu bulan di sini," ungkap Ester.

Ester terpaksa menjadi TKI untuk membiayai pendidikan anaknya yang duduk di kelas dua SMA.

"Saya tidak tahu kapan akan diberangkatkan," keluh Ester.

(I025/C004)

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014