Jakarta (ANTARA News) - Komik Indonesia memiliki potensi berkembang seperti komik-komik dari luar negeri sebut saja, Jepang dan Amerika Serikat, jika saja tak terganjal soal distribusi.

"Industri komik di Indonesia masalahnya ada pada soal distribusi..komikus banyak, penerbit ada tapi distribusi untuk sampai di toko buku yang sulit. Mestinya komik yang terbit di hari itu, segera disimpan sebagai display di toko buku," ujar Komikus Indonesia, Beng Rahardian, di Jakarta, Rabu.

Beng mengatakan, komik-komik Indonesia jelas mencirikan lokalitas, yang merupakan salah satu bekal untuk bersaing dengan komik-komik asing.

Kemudian, didukung potensi pasar yang besar. "Masalahnya belum ada sinergi yang bagus. Bagaimana karya-karya yang bagus bisa masuk ke penerbit," katanya.

Kemudian, lanjut Beng, saat ini komik-komik karya anak bangsa masih didominasi genre humor. Sekalipun belum dapat memastikan penyebabnya, menurut dia, mungkin ada semacam keraguan dari para pembaca soal kemampuan komikus membuat komik bergenre lain.

Menurut dia, ajang penganugerahan ini merupakan apresiasi tertinggi kepada komik Indonesia. Sekaligus sebagai penghormatan pada RA Kosasih, komikus Indonesia yang membuat adaptasi wayang, seperti Sri Asih, Ramayana dan Mahabarata.

"Kosasih lah yang pertama kali menginisiasi komik dalam bentuk buku. Ini merupakan tonggak penting industri komik di Indonesia," katanya.

Beng bercerita, RA Kosasih Award bermula dari tahun 2007, ketika kita semua penggiat komik berkumpul dalam acara Komik Indonesia Satu Dekade. (*)

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014