Saya berkesempatan menemui Mr Lee Kuan Yew beberapa kali setelahnya dan saya selalu menghargai analisisnya yang tajam."
Singapura (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Kedutaan Besar RI di Singapura telah menghafal kebiasaan dirinya karena terlalu seringnya kunjungan kenegaraan yang dilakukan ke negara tersebut.

"Saya telah sangat sering kemari sehingga staf KBRI telah menghafal kebiasaan saya," kata Presiden Yudhoyono di Istana Singapura, Rabu malam.

Menurut SBY, kebiasaan yang telah dihafal antara lain adalah kunjungan ke toko buku Kinnokuniya dan berhenti sejenak untuk menyantap hidangan di kedai mie setempat.

Presiden juga mengemukakan, Singapura merupakan salah satu negara yang dia sendiri juga kerap tidak ingat sudah berapa kali dirinya berkunjung ke negara pulau tersebut.

"Mungkin ini karena dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pergi dari Jakarta ke Singapura dibandingkan dari rumah pribadi saya di Cikeas ke kantor saya di Jakarta," selorohnya.

Namun, ujar dia, meski telah sering berkunjung ke Singapura, kunjungan kali ini memiliki makna yang spesial karena merupakan kunjungan kenegaraan terakhir dirinya ke Singapura sebagai Presiden RI.

Dengan demikian, lanjutnya sambil bercanda, bila lain kali akan ke Singapura maka dia akan naik taksi dari bandara.

Ia berpikir bahwa Singapura merupakan tempat yang ideal saat dirinya rehat sejenak selama beberapa pekan guna menyelesaikan proyek bukunya.

"Jadi, bila Anda kebetulan menemukan saya sedang menulis di salah satu kafe di Orchard Road, silakan bergabung," katanya yang disambut tawa peserta gala dinner di Istana Singapura.

SBY juga mengingat secara jelas pertemuannya dengan Mentor Menteri Singapura Lee Kuan Yew setelah dirinya terpilih sebagai Presiden pada tahun 2004.

Ketika itu, ujar dia, Lee memberikan pandangan yang sangat berharga pada banyak isu strategis yang sangat membantu dirinya.

"Saya berkesempatan menemui Mr Lee Kuan Yew beberapa kali setelahnya dan saya selalu menghargai analisisnya yang tajam," katanya. (M040)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014