Pembangunan kehutananan tidak bisa dibangun secara sektoral, tapi harus secara komprehensif dengan pembangunan perkebunan dan pertanian,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ibnu Multazam menaruh harapan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo mendatang membuat prioritas program strategis terhadap pembangunan hutan.

"Pembangunan kehutananan tidak bisa dibangun secara sektoral, tapi harus secara komprehensif dengan pembangunan perkebunan dan pertanian," kata Ibnu Multazam pada diskusi "Roadmap Pembangunan Hutan Indonesia Untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kelestarian Lingkungan" di Jakarta, Kamis.

Menurut Ibu Multazam, kawasan hutan Indonesia terus menyusut karena adanya pengalihan fungsi lahan, sehingga perlu dilakukan pembangunan hutan secara komprehensif .

Dalam pembangunan hutan, menurut dia, perlu ada pengaturan tata ruang yang merupakan kawasan hutan lindung, hutan produktif, serta perkebunan dan pertanian.

"Kita harapkan, pemerintahan Presiden Joko Widodo mendatang memiliki kepedulian dan dapat menjadikan pembangunan kehutanan sebagai program strategis," katanya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, jika pembangunan hutan bersamaan dengan pembangunan perkebunan dan pertanian, maka dapat juga memberikan manfaat kapada petani dan masyarakat di sekitar hutam.

"Soal anggaran, DPR RI bersama stake holder mengusulkan agar anggaran kehutanan dapat ditambah," katanya.

Sementara itu, Pakar Kehutanan dari Universitas Gajahmada, Muhammad Naiem mengatakan, luas hutan di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kehutanan pada 2003, ada sebanyak 120,35 juta hektar, meliputi hutan konservasi 20.50 juta hektar, hutan lindung 33,52 juta hektar, hutan produksi 58,26 juta hektar, serta untuk peruntukan lain 8,07 juta hektar.

Pada hutan produksi, menurut Naiem, usaha dan produktivitasnya menurun dari tahun ke tahun secara signifikan.

Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, menurut dia, pada 1990 ada 59,6 juta hektar dengan produksi sekitar 28 juta meter kubik (m3) kayu, sedangkan pada 2010 tinggal 24,5 juta hektar lagi dengan produksi kayu 5,3 juta m3.

Namun mengusulkan, pada pembangunan hutan produksi atau hutan tanaman dengan menanam pohon jenis jati yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Ia mencontohkan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajahmada Yogyakarta sudah melakukan penanaman pohon jati di wanagama yakni di Wonogiri dan Wonosari.

(R024/Z003)

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014