Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemda mau menggenjot ekspor untuk menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang segera berlangsung akhir Desember 2015.

Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif Safari Azis dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis mengatakan meski kinerja perdagangan berangsur membaik, namun defisit perdagangan nasional harus segera ditekan secara terus menerus agar tidak membengkak dan berpengaruh negatif terhadap perekonomian nasional.

Menurut Safari, pemerintah dan pelaku harus bersinergi untuk mendorong ekspor komoditas unggulan yang potensial di daerah-daerah sehingga dapat berkontribusi meningkatkan perekonomian melalui pertambahan nilai ekspor. Hal ini diharapkan tidak hanya akan berdampak positif terhadap penguatan ekonomi daerah, tetapi juga memperkuat ekonomi nasional.

Ia mengatakan agar masing-masing daerah sekarang harus lebih siap untuk menghadapai pasar bebas, seperti MEA 2015 yang sudah akan berlaku dalam hitungan bulan saja. Bentuk dukungan pemerintah kita harapkan mengarah pada peningkatan daya saing untuk industri, tidak terkecuali bagi usaha kecil menengah apalagi yang sudah bisa melakukan ekspor.

Atas alasan itu, Kadin dengan menggandeng Kementerian Perdagangan berupaya menggenjot aktivasi pengembangan ekspor daerah untuk mengantisipasi defisit neraca perdagangan Indonesia yang masih terjadi hingga saat ini.

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa neraca perdagangan selama Januari--Juli 2014 mengalami defisit sebesar 1 miliar dolar AS. Jumlah tersebut masih lebih baik jika dibandingkan kondisi tahun 2013 yang defisit mencapai 5,6 miliar dolar AS.

Sementara itu, Kasubdit Kerjasama dan Pengembangan Kerjasama Kementerian Perdagangan Peter Hanafi mengatakan bahwa pengetahuan dan wawasan para eksportir dan pengusaha harus diperkuat untuk dapat mengakses pasar luar negeri, terutama untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.

Daya saing produk Indonesia, ia mengatakan harus lebih baik agar dapat tetap diterima dan merebut konsumen dalam negeri, terlebih buyer dari luar negeri. Sehingga Indonesia hanya menjadi pasar bagi produk-produk yang dihasilkan negara-negara ASEAN, sebaliknya Indonesia harus dapat membanjiri pasar negara-negara ASEAN dengan produk-produk dalam negeri.

Kementerian Perdagangan mencatat pada tahun 2013 Bengkulu merupakan Provinsi pengekspor ke-27 dengan nilai sebesar 154,1 juta dolar AS atau menyumbang 0,1 persen dari total ekspor non migas Indonesia. Untuk periode Januari--Mei 2014 ekspor non migas Bengkulu mencapai 41,3 juta dolar AS turun 44,04 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 73,7 juta dolar AS.
(V002/Z003)

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014