Ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga AS (Fed rate) masih kuat sehingga dolar AS kembali terapresiasi terhadap mayoritas nilai tukar di kawasan Asia
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore melemah sebesar 43 poin menjadi Rp11.768 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.725 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa fundamental nilai tukar dolar AS yang masih kuat kembali membebani kinerja rupiah.

"Ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga AS (Fed rate) masih kuat sehingga dolar AS kembali terapresiasi terhadap mayoritas nilai tukar di kawasan Asia," katanya.

Ia menambahkan bahwa nilai tukar dolar AS juga diuntungkan oleh pelonggaran moneter bank sentral Eropa (ECB) dan juga kecemasan atas potensi keluarnya Skotlandia dari Inggris.

"Investor khawatir dengan dampak yang akan ditimbulkan jika Skotlandia keluar dari Inggris seperti pembagian aset dan utang nasional, itu akan berdampak bagi perbankan dan dunia usaha," katanya.

Faktor dalam negeri, lanjut dia, investor juga mewaspadai kondisi politik di Indonesia pasca disahkannya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk tahun 2014-2019.

"Pasar sedang mengantisipasi pemerintahan mendatang apakah dapat menggalang dukungan dari partai politik lain. Hal itu perlu demi memastikan program pemerintahan baru dapat berjalan dengan lancar," katanya.

Menurut dia, kondisi di dalam negeri itu mengisyaratkan rupiah terhadap dolar AS akan mengalami periode konsolidasi.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.754 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.722 per dolar AS. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014